Strategi Jepang Menghadapi Perubahan Pola Bisnis dan Konsumsi samueldim November 24, 2021

Strategi Jepang Menghadapi Perubahan Pola Bisnis dan Konsumsi

Pada 10 November 2021 lalu, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) berkolaborasi dengan Tokyo Gakuen University menggelar webinar internasional dengan topik “Business and Consumption Changes during the COVID-19 Pandemic in Japan”. Acara ini diikuti oleh sedikitnya 130 peserta dari berbagai instansi secara online melalui Zoom. Tujuan dari acara ini adalah memberikan gambaran kepada masyarakat tentang strategi Jepang mengatasi perubahan pola bisnis dan konsumsi juga memberikan prospektif bisnis pasca era pandemi. Ubaya mengundang Prof. Jun Kumamoto Ph.D sebagai seorang profesor marketing dari Tokyo Gakuen University Jepang untuk menyampaikan materi tentang kondisi ekonomi dan bisnis di Jepang pasca COVID-19, serta cara beradaptasi dalam mengatasinya.

Jun membuka materi dengan menjelaskan abstraksi singkat dari analisisnya. Menurutnya, pandemi COVID-19 menyebabkan segala kegiatan kehidupan manusia mulai beralih ke arah digital, termasuk belanja, bermain, dan lainnya. Permasalahan ini menuntut manusia untuk dapat beradaptasi, tak terkecuali negara Jepang. “Kondisi yang minim sumber daya membuatnya bergantung pada impor produk dari luar. Sayangnya, adanya pandemi membatasi mobilitas perdagangan dan perekonomian di Jepang,” jelas Jun. Mengatasi hal ini kementerian Jepang membuka langkah utama dengan mendeklarasikan State of Emergency (SOE) untuk menekan penyebaran COVID-19.

Lebih lanjut Jun membagi perubahan yang ada menjadi tiga sektor yaitu sektor peningkatan bisnis, penurunan bisnis, dan pola pikir kostumer. Selama pandemi, peningkatan yang sangat signifikan terlihat dalam bisnis masker, hand sanitizer, dan produk kesehatan lainnya. “Hingga Agustus 2020, penjualan masker dan hand sanitizer meningkat hingga 20 kali lipat,” jelasnya. Selain itu, perusahaan game dan manga juga meningkatkan produksinya. Contohnya saja Nintendo Switch mengeluarkan produk terbarunya playstation 5 yang habis pada musim semi 2020. Lalu juga ada anime“Demon Slayer” yang menjadi salah satu penyokong ekonomi Jepang dengan memasukan dana sekitar lebih dari 200 juta Yen. “Disisi lain, Tokyo Olympic dan Paralympic Games 2020 juga menjadi salah satu faktor peningkat ekonomi secara langsung,” tambah Jun. Menurutnya, pemerintah berperan dalam mendukung manufaktur untuk meningkatkan supply barang tersebut mengingat kebutuhan masyarakatnya yang terus meningkat.

Lalu Jun menuturkan bahwa terjadi penurunan pada sektor bisnis hiburan dan pariwisata. Contoh bisnis yang terpengaruh misalnya hotel, karaoke, bioskop, pachinko, dan masih banyak lagi. “Dampak terbesarnya terlihat pada Tokyo Disney Resort yang terpaksa harus tutup dari Februari hingga Juni 2020 karena berbagai kendala yang ada,” ungkapnya. Mengatasi hal ini, pemerintah memberikan dua pilihan, yaitu menutup usaha atau mempersingkat jam operasi. Meskipun begitu pemerintah tetap memberikan dukungan berupa subsidi.

Pandemi COVID-19 nyatanya juga berdampak pada pendapatan per kapita masyarakat. Hal ini menyebabkan tingkat prioritas masyarakat juga berubah. “Fakta menariknya, menurut survei yang telah dilakukan pengeluaran masyarakat untuk donasi meningkat sebanyak 32 persen,” papar Jun. “Masyarakat masih waspada adanya gelombang baru dari virus, oleh karena itu kebangkitan ekonomi masih lambat dan terbatas,” ujar Jun.

Materi yang informatif dari Jun menarik banyak pertanyaan dari peserta, salah satunya Andrean. “Di antara strategi defensif dan ofensif, manakah strategi yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan global di tengah Pandemi COVID-19?” tanya Andrean. Jun menjawab bahwa perusahaan global cenderung menetapkan strategi ofensif dalam masa pandemi. Meskipun begitu, Jun berpendapat bahwa suatu perusahaan tidak dapat hanya menetapkan satu strategi. Perusahaan harus bertahan menghadapi turunnya konsumsi per kapita akibat pandemi. “Oleh karena itu, strategi defensif tetap dibutuhkan agar perusahaan bisa terus beroperasi,” tutupnya. (RE1,et)