Serafi Unani, Perempuan Papua Sprinter Andalan Jawa Timur Siap Berlaga di PON XX samueldim October 11, 2021

Serafi Unani, Perempuan Papua Sprinter Andalan Jawa Timur Siap Berlaga di PON XX

Serafi Anelies Unani, Perempuan asal Papua yang merupakan Sprinter andalan tim Jawa Timur siap berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 cabang atletik nomor lari 100 meter dan lari estafet 4times;100 putri.
Serafi lahir di Surabaya, 17 Februari 1989 merupakan putri dari Johan Unani dan Margaretha Sanggenafa ini berdarah Serui, Papua dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Ia pernah menyandang gelar perempuan tercepat Asia Tenggara tahun 2011
Pendidikan Serafi semua diselesaikan di Surabaya. Ia bersekolah di TK Indriyasana Surabaya, dilanjutkan SD Rajawali Surabaya, SMP di Kr Petra II Surabaya, SMA Kr Petra III Surabaya, dan menyelesaikan gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Ubaya.
“Saya lahir besar di Surabaya, saya ikut orang tua karena kan dulu Papa saya di Surabaya juga main bola di salah satu club bola di Surabaya jadi setelah itu langsung nikah dan tinggal di Surabaya,” kata Serafin saat dihubungi Seputarpapua.com melalui sambungan telefon, Sabtu (11/9/2021).
Selain menjadi Atlet, Serafi juga saat ini tengah bekerja di salah satu BUMN terbesar di Kota Surabaya.
Awal Karir Hingga Menjadi Atlet
Serafi meniti karir berawal dari rutinitasnya sejak kecil selalu ikut sang ayah ke lapangan untuk latihan main bola.
“Saya cuman di suruh lari lari saja nunggu Papa latihan bola, saya main sendiri di samping lapangan terus lari lari dan sepertinya suka sekali berlari,” kata Serafi.
Seiring berjalannya waktu, Serafi menjadi semakin menyukai olahraga lari.
Serafi sejak kecil sudah sering ikut perlombaan. Seperti waktu SD ia sudah mulai aktif ikut Pekan Olahraga (POR) tingkat SD.
Kalau di Surabaya, rutin ada kejuaraan dari tingkat SD lalu juara naik ke tingkat kelurahan, kecamatan, kota hingga ke tingkat Provinsi. Serafi pun melalui proses tersebut.
Saat PON tahun 2000, Serafi juga diajak oleh ayahnya nonton cabang olahraga atletik yang saat itu ada satu pemain yang merupakan kerabatnya dan menjadi pemenang juga dalam nomor 100 meter putra.
“Jadi waktu itu om saya menang 100 meter putra, saya bilang ke Papa saya, pah nanti one day kakak (Serafi ndash; red) akan seperti mereka,” kenangnya.
Akhirnya Serafi mulai tekun dan mulai menunjukan potensinya dan masuk ke club Jawa Timur hingga tahun 2002 sampai saat ini ia terus mengharumkan nama Indonesia dan nama Papua.
Dalam meniti karir sebagai atlet, perlu perjuangan apalagi ia memulai di Jawa Timur yang merupakan gudang atlet Jawa Timur adalah daerah besar yang mempunyai standart atlet sangat tinggi sekali.
Masing-masing atlet harus punya prestasi yang sesuai kualifikasi berat untuk masuk didalam tim Jawa Timur.
Dan waktu itu, Serafi menjadi yang termuda, dan perempuan Papua satu satunya saat itu.
“Jadi emang perjuangan untuk masuk ke dalam tim dan mengukuhkan diri menjadi yang tercepat di Jawa Timur itu perjuangan yang luar biasa capek, prosesnya dan pengorbanan harus dilakukan, banyak nangis,” katanya.
Termasuk beberapa diskriminasi juga diterimanya karena perbedaan warna kulit, dan lain sebagainya.
“Tapi puji Tuhan itu melatih mental saya. Oh iya kalau begitu saya tidak boleh diremehkan nih. Karena saya perempuan Papua satu satunya di dalam sini saya harus mengukuhkan diri menjadi yang lebih baik. Supaya tidak boleh ada yang menggeser saya. Itu dulu seperti itu,” ungkapnya.
Dipertengahan karirnya, Serafi juga pernah mendapat cedera yang cukup parah pada tujuh tahun lalu. Serafi harus direhabilitasi total.
“Cidera saya lumayan parah, jadi harus merangkak naik lagi sampai dengan hari ini itu perjuangan darah dan air mata banget begitu. Mungkin orang pikir alay. Tapi itu nggak ! memang itu harus atlet rasakan, dan harus melewati,” ungkapnya
Menghasilkan Banyak Prestasi di Dunia Lari
Serafi adalah sosok perempuan yang konsen terhadap apa yang ingin dicapai. Pasalnya puluhan prestasi sudah dilahap oleh Serafi hingga ia dijuluki Pelari tercepat di Asia Tenggara.
Tahun 2002 Serafi mendapatka Emas kategori Student Sprint di Nganjuk, Jawa Timur, tahun 2005 ia mendapatkan medali Emas dalam kompetisi lari 100 meter ASEM atau Asean Europe Meet di Thailand.
Lanjut di tahun yang sama yaitu 2005 ia mendapatkan medali perak lari 200meter Asean Games di Thailand, ia juga mendapatkan medali , Perak lari 100 meter World Youth Championship di Maroko, Perunggu lari 100m Kejuaraan Asia Junior di Jakarta.
Tahun 2006 Serafi mencetak Emas, pada kejuaraan lari 100 meter Kejurnas Atletik di Jakarta. Tahun 2008 medali perak pada olahraga lari 100m dan estafet 4x400m di PON Kalimantan Timur, juga mendapatkan medali perunggu lari 200 meter dan estafet 4times;100 meter pada PON Kaltim 2008.
Tahun 2009 ia mendapatkan medali Perunggu nomor estafet 4times;100 putri SEA Games XXV di Laos, tahun 2010 serafi dapat Emas dari olahraga lari 100m Asean Universiti di Thailand, ia juga mendapatkan Emas estafet 4times;400 meter Asean Universiti, Thailand, medali Perak estafet 4times;100 meter Asean Universiti, Thailand.
Tahun 2011 Serafi dapat Dua Emas Kejurnas, lari 100 meter dan 4times;100 meter, Emas lari 100 meter SEA Games XXVI, dan Perak lari estafet 4times;100 SEA Games XXVI.
“Puji Tuhan saya juara Nasional 5 kali berturut turut dari 2010 sampai 2012 dan beberapa prestasi lainnya,dan tahun ini merupakan PON ke lima saya,” ungkapnya.
Diakuinya event yang paling menantang sebenarnya adalah PON yang menurutnya berbeda dengan Sea Games atau kejuaraan Asia.
“Kalau kita ngomong Asian Games atau Sea Games itu kita main atas nama negara dan kita tau lawan kita dari negara negara Asia, Tapi kenapa PON itu disebut paling menantang menurut saya karena kita main atas nama daerah sendiri yang kita tidak bisa memprediksi siapa yang juara karena biasanya siapa yang siap dia yang juara. Abu abu sih apa lagi ini situasi pamdemi, kita atletik beberapa waktu ini tanpa kompetisi jadi kita juga meraba raba kekuatan lawan. Jadi kita lihat kejutan kejutan apa di PON ini,” ujarnya dengan sedikit gaya khas medok Surabaya.
PON XX nanti, Serafi akan bertanding mewakili Jawa Timur di Timika, Papua sesuai dengan spesialisnya yakni cabang Atletik lari 100 meter putri dan estafet 4 X 100 meter putri.
Perasaan Tentang PON XX Papua
Serafi mengungkapkan rasa haru yang begitu mendalam karena Impiannya dikabulkan oleh Tuhan disaat Serafi yang memulai PON di Palembang dan akan menutup karirnya tepat pada PON XX Papua. Yang akan menjadi kenangan paling terindah didalam hidupnya.
“Saya terharu sebenarnya karena jujur ini emosional touch banget karena doa saya dari awal jadi atlet itu adalah Tuhan bisa jawab satu hari saya bisa lari di Papua dan ternyata Tuhan kasih jawaban tepat saat saya tutup karir tepat saat saya mau gantung sepatu dan itu terjadi di Papua,” kata Serafi.
Serafi mengaku sering ke Papua dan menjadi rutinitas selama liburan Desember bersama keluarga. Namun ke Papua untuk Kompetisi Nasional, ini merupakan pengalaman pertama dan terakhirnya.
“Ingin sekali bisa makan ikan bakar, Papeda, terus pengen gurita cuman kan kita datang sudah ada nutrisionis yang mengontrol makanan yah mungkin usai semuanya baru kita kulineran,” katanya.
Bangga Dengan Hitam Kulit dan Keriting Rambut
Serafi tegas mengatakan meskipun ia lahir dan besar di daerah Surabaya, namun ia tak pernah menyangkal bahwa ia adalah perempuan Papua.
“Saya sangat bangga dengan kulit hitam saya, saya bangga dengan rambut keriting saya, hitam kulit keriting rambut adalah identitas saya,” katanya.
“Ketika saya masuk ke lintasan orang akan tau perempuan Papua dari Jawa Timur ini, adalah perempuan andalannya Jawa Timur jadi mereka akan tau dengan sendirinya dengan melihat, oh ini dia nih Serafi ini perempuan hitam, rambut keriting, nah ini. Saya pengennya mereka mengenal itu dan saya benar benar bangga dengan kulit hitam saya, dengan rambut keriting saya, dengan asal usul saya anak Papua,” tegasnya.
Dengan identitasnya, ia ingin membuktikan dan membagikan mimpi besar kepada anak-anak Papua bahwa dimanapun anak Papua ditempatkan, mau jadi apapun, semua mempunyai hak untuk bermimpi dengan mengejar dan jadi diri sendiri.
“Saya merasa hari ini saya ingin orang melihat bahwa mau ditempatkan dimana saja, kita ini bisa menjadi berkat. Hitam kulit keriting rambut adalah identitas kita yang tidak terlepas dari kita jadi be pround of your self. Be pround jadi orang Papua dan dimanapun kamu ditempatkan kasih yang terbaik yang bisa kamu berikan,” serunya.
Ia berharap agar PON XX bisa berjalan dengan lancar, dan dari PON XX yang diselenggarakan di Papua bisa muncul bibit ndash; bibit muda Papua yang bertalenta dan berpotensi serta siap mengukir sejarah sejarah baru di dunia olahraga tentunya.
“Jadi ketika kami diizinkan untuk berlomba di Papua, diizinkan PON dilaksanakan di Papua ini sebenarnya kami berharap bisa memberikan sentuhan positif kepada anak anak muda Papua bahwa ini loh kalau kami bisa, kami mampu sampai ada di titik ini berarti kalian kalian yang muda muda ini akan mampu jauh lebih baik dari kami,” ungkapnya.
Itulah dorongan yang ingin ia sampaikan kepada para generasi Papua yang mungkin baru pertama kali ikut PON kemudian ada yang hanya menyaksikan pertandingan bisa melihat prestasi ndash; prestasi para senior atlet Papua sebagai semangat untuk maju.
“Kami berharap mereka juga bisa punya mimpi yang sama seperti kami,” ujarnya.
Pada PON XX ini, sudah pasti Serafi akan memberikan yang terbaik yang bisa ia berikan.
“Apalagi kalau saya, ini adalah PON terakhir saya, saya main di Papua saya ingin buat bangga tim Jawa Timur dan saya ingin membuat bangga juga Papua bahwa perempuan Papua yang bisa memberikan suatu prestasi yang baik yang bisa membuka harapan untuk para atlet muda papua bahwa mereka bisa,” ujarnya.
*Berharap Ada Perhatian Dari Pemerintah untuk Dunia Olahraga*
Serafi memiliki harapan yang besar saat PON XX diadakan di Papua. Ia berharap agar Pemerintah bisa dengan momen PON semua pengurus di seluruh Indonesia berkumpul di Papua dan bisa saling membantu, berbagi cerita tentang hal positif untuk membina atlet, termasuk juga memberikan wadah bagi para Atlet untuk mengembangkan potensi.
“Itu kembali lagi ke Provinsi masing masing yah ada banyak contoh bagaimana kita bergerak dalam organisasi terutama dalam olahraga. Karena kan sekarang kebetulan kami di Jawa Timur sendiri itu sudah menjalankan yang namanya sport science yah jadi didalamnya ada lima pilar termasuk didalamnya ada nutrisonis, rehabilitasi, lalu geomekanik dan lain sebagainya,” jelas Serafi.
Organisasi tersebut juga menurut Serafi bisa diterapkan di Papua sehingga perlu saling sharring pengetahuan antara para pemerintah, pelatih, dan pengurus.
“Harus ada sinergi semua pihak dan bekerja sama, mungkin saling menolong untuk menciptakan satu organisasi olahraga yang baik atau mungkin akan ada wadah wadah baru, toh kan lapangan sudah ada, kalau PON sudah digelar kan sudah ada fasilitasnya, jadi sisa bagiamana Pemda itu mewadahi potensi potensi yang ada, sehingga setelah PON ini betul betul ada pihak yang punya hati untuk menolong para Atlet,” ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap agar para atlet terus diperhatikan, mau sehat ataupun sakit, baik menang ataupun kalah.
“Di Jawa Timur juga saya selalu ingatkan para pengurus, pelatih bahwa kami atlet butuh dimanusiakan, manusiakan kami, jangan hanya memandang kami sebagai mesin pencetak medali jadi tolong manusiakam kami tolong sayangi kami, tolong support kami, dalam setiap kondisi,” pungkasnya.
Sumber: seputarpapua.com