Diskusi Fotografi Ubaya, Pakar Belanda Terkesan Keindahan Trawas samueldim September 27, 2021

Diskusi Fotografi Ubaya, Pakar Belanda Terkesan Keindahan Trawas

“Pemandangan indah dan udaranya enak,” ungkap Ki Lyn Tan, seorang pakar fotografi dari Belanda, yang juga adalah founder dari Click-Click Community. Karena kesan yang baik itu Ki Lyn Tan kembali lagi untuk hadir sebagai narasumber untuk sesi diskusi Fotografi Desa Penanggungan Kecamatan Trawas Mojokerto yang diselenggarakan pada tanggal 24 Agustus 2021 silam. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengabdian pada masyarakat dan hasil kerjasama antara Universitas Surabaya (Ubaya) dengan Komunitas Bumi Penanggungan. Diskusi secara daring ini diikuti anggota Komunitas Bumi Penanggungan, remaja desa Penanggungan, dan dosen prodi Teknik Informatika dan Fakultas Industri Kreatif Ubaya.

Sebagai narasumber ini Ki Lyn Tan menyampaikan beberapa teknik dasar fotografi. “Salah satu hal yang penting adalah Point of Interest (POI). Atur obyek foto sedemikian hingga orang langsung melihat titik atau bagian dari foto yang menarik. Selain itu, komposisi juga perlu diperhatikan. Melakukan cropping untuk objek yang tidak seharusnya ada pada frame. Perhatikan juga warna. Kadang-kadang kesalahan pengaturan lensa dan pencahayaan mengakibatkan warna menjadi tidak natural,” jelasnya kepada peserta.

Sulis Abadi, pegiat budaya desa yang juga merupakan ketua Komunitas Bumi Penanggungan, mengatakan bahwa saat ini Desa Penanggungan berupaya mempromosikan potensi wisatanya melalui media sosial. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi Instagram (IG) yang banyak diakses oleh remaja. “Kami mendorong para remaja untuk mengisi akun IG masing-masing dengan foto dan video untuk mempromosikan wisata di Desa Penanggungan,” papar Sulis.

Menurut Sulis masukan dari Ki Lyn Tan sangat menarik dan bermanfaat. Arahan dari narasumber yang memiliki kapasitas di dunia fotografi harus bisa dimanfaatkan. “Apa yang disampaikan ini sangat membantu kami untuk membuat foto-foto yang lebih menarik kedepannya sehingga upaya memperkenalkan potensi wisata Desa Penanggungan dapat mencakup ke ranah yang lebih luas sehingga menarik minat untuk berkunjung,” tambahnya lagi.

Diskusi yang menjadi satu rangkaian kegiatan workshop dan lomba bertema “Media Sosial untuk Promosi Desa Wisata” ini adalah bentuk dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh Ubaya. Ketua tim PkM Desa Penanggungan Mohammad Farid Naufal mengatakan bahwa banyak potensi di desa yang perlu dipublikasikan secara luas. Perlu memanfaatkan teknologi tepat guna, dalam hal ini teknologi informasi, untuk mengenalkan produk pertanian, UMKM, serta potensi wisata desa.

“Juli lalu kami sudah menyelenggarakan workshop bagi para remaja Desa Penanggungan Trawas Mojokerto. Kami akan mendukung upaya promosi wisata melalui media sosial. Penduduk Desa Penanggungan, khususnya para remaja perlu didorong dan difasilitasi memanfaatkan media sosial untuk melakukan kegiatan bermanfaat. Promosikan potensi wisata yang dimiliki. Semoga setelah pandemi bisa dikendalikan, akan banyak wisatawan yang mengunjungi desa penanggungan,” pungkas Mohammad Farid Naufal dosen Sistem Informasi Bisnis Teknik Informatika Ubaya. (lppm, sml)