Pelatihan Online untuk Mengatasi Kesenjangan di Perusahaan samueldim August 20, 2021

Pelatihan Online untuk Mengatasi Kesenjangan di Perusahaan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) kembali mengadakan webinar Seri Edukasi Masyarakat pada Selasa, 27 Juli 2021. Mengusung tajuk “Online or Offline Training? Bagaimana Pelatihan di Perusahaan Beradaptasi dengan Pandemi”, diharapkan webinar seri ke-52 ini dapat memberikan pengetahuan terkait pelatihan online pada masa pandemi. Dr. Drs. V. Heru Hariyanto, M.Si. dan Dr. Harijanto Tjahjono, S.Psi., M.Ed., yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi Ubaya hadir sebagai narasumber pada webinar kali ini.

Heru membuka diskusi dengan pertanyaan terkait, ‘Mengapa suatu organisasi membutuhkan pelatihan?’ Menurutnya, pelatihan merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat. “Pelatihan dalam hal ini bukan pelatihan orientasi atau pengembangan, melainkan untuk mengatasi kesenjangan antara standar dengan apa yang dilakukan oleh karyawan,” tutur Heru. Namun, sebelum memutuskan untuk mengadakan pelatihan, perusahaan perlu menganalisis masalah dan mencari tahu jawabannya terlebih dahulu melalui Training Needs Assessment (TNA). “Dengan TNA, kita dapat menentukan beberapa hal, yaitu: perlunya pelatihan atau tidak, tujuan pelatihan, karakteristik peserta, dan metode serta aktivitas pelatihan,” jelas Heru.

Tak lupa Heru turut memperkenalkan empat level evaluasi pelatihan menurut Donald Kirkpatrick, yakni: Reaction, untuk mengukur reaksi peserta terhadap pelatihan; Learning, untuk mengukur perubahan yang terjadi pada peserta setelah diberikan pelatihan; Behavior, untuk mengetahui hasil pelatihan pada level sebelumnya dapat diterapkan atau tidak; dan Result, untuk mengetahui dampak dari pelatihan. “Ada dua hal yang menjadi permasalahan pelatihan di masa pandemi, yaitu reaction dan learning. Sedangkan untuk behavior dan result, tidak terlalu berdampak,” ujar Heru.

Diskusi dilanjutkan oleh Harijanto yang menjelaskan berbagai bentuk pelatihan online, mulai dari virtual training, webinar, blended learning, hingga self-paced modules dan paced modules di Learning Management System (LMS). “Learning Management System adalah aplikasi software komputer yang mewadahi training courses dan bisa diakses kapan saja oleh pembelajar,” papar Harijanto. Tak hanya itu, media yang digunakan dalam pelatihan online pun cukup beragam, seperti: Zoom, video, website, animasi, rekaman audio, game, dan media sosial. “Pelatihan online akan terus berkembang, baik dalam kondisi pandemi maupun pasca pandemi, karena tren kedepan akan seperti itu,” imbuh Harijanto.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Salah satu peserta, Ida Ayu Nursanti, menanyakan terkait, “Apakah materi di LMS selalu di update?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Harijanto menjawab bahwa hal ini memang perlu dipertimbangkan oleh para pengguna. “LMS tidak selalu harus ada paket pembelajaran yang dibuat oleh provider-nya. Maka dari itu, hati-hati dan perlu dicermati, karena belum tentu juga paket yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” tutup Harijanto.(dhi)