Lawan Produk Fashion Kekinian Dengan Sustainable Fashion samueldim August 2, 2021

Lawan Produk Fashion Kekinian Dengan Sustainable Fashion

Illustration by pikisuperstar / Freepik

Rabu, 30 Juni 2021 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) kembali menggelar Seri Edukasi ke-34. Dengan tajuk Sustainable Fashion, diharapkan peserta semakin mengenal produk sustainable fashion dengan beragam manfaatnya. LPPM Ubaya turut menghadirkan tiga orang narasumber sebagai pemateri pada webinar kali ini. Narasumber tersebut diantaranya: Prayogo Widyastoto Waluyo, S.Pd., M.Sn., selaku Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya, dengan tajuk Menerawang Masa Depan Wastra Pewarna Alam; Ninik Juniati, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya, dengan tajuk Reka Daur Ulang Pakaian Bekas; dan Dian Prianka, S.T., M.A., selaku Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya, dengan tajuk Bisnis Fashion Berkelanjutan.

“Kalau kita berbicara wastra, kita pasti harus berbicara sejarah perkembangan pewarna alam di Indonesia,” tutur Prayogo diawal pemaparannya. Berdasarkan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Indonesia memiliki 150 tanaman yang sudah diteliti dan bisa menghasilkan pewarna alam. Mulai dari kulit kayu dan akar, daun, bunga, biji, dan buah sekalipun dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Tak lupa Prayogo turut memaparkan proses pengerjaan pewarna alam, mulai dari pemilihan bahan baku kain, mempersiapkan kain, alat bahan, cara pencucian kain, hingga cara pembuatan larutan pewarna. Selain pemaparan tersebut, Prayogo turut menyajikan beberapa produk kreatif dari pewarna alam serta tren pasar dunia saat ini terkait pewarna alam.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Berbagai peserta turut melontarkan pertanyaan kepada ketiga narasumber. Salah satunya seperti Audit Yulardi yang menanyakan, “Bagaimana potensi dari sustainable pewarna alam di industri dengan segala kekurangannya?” Serentak Prayogo menjawab jika peluang produk basis pewarna alam cukup luar biasa bagus. Hanya saja terdapat banyak kelemahan dari produk tersebut, salah satunya adalah mindset customer. Guna mengatasi hal tersebut, Prayogo menyampaikan jika edukasi menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. “Sebenarnya pewarna alam bisa bersaing dengan produk chemical, namun kembali lagi ke edukasi. Karena potensi dari pewarna alam ini masih belum banyak diketahui oleh banyak orang,” jelas Prayogo saat itu.(jr)