Unair, Ubaya, ITS, dan UB Siap Terapkan Kampus Merdeka hayuning December 7, 2020

Unair, Ubaya, ITS, dan UB Siap Terapkan Kampus Merdeka

Surabaya-Sejumlah kampus di Jawa Timur terus mempersiapkan penguatan implementasi program Kampus Merdeka. Salah satunya, Universitas Surabaya (Ubaya). Kampus yang berpusat di Jalan Raya Tenggilis Mejoyo itu menggandeng tujuh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia untuk mendukung program Merdeka Belajar.
Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pun dilakukan secara daring kemarin (20/11).
Rektor Ubaya Benny Lianto mengatakan, pertemuan tersebut adalah bentuk kerja sama perguruan tinggi dalam mewujudkan program MerdekaBelajar.
Sejatinya, kerja sama itu sudah dilakukan di setiap fakultas dalam berbagai bentuk. Namun, Ubaya menginisiasi kerja sama tersebut menjadi lebih resmi dengan MoU bersama beberapa PTN di Indonesia. ‘Kami berharap kerja sama ini bisa berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan hubungan antardosen maupun mahasiswa dari masing-masing perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik,’ katanya.
Benny menuturkan bahwa penandatanganan MoU menjadi tanda persiapan Ubaya bersama mitra perguruan tinggi dalam merealisasikan program Merdeka Belajar atau Kampus Merdeka. Dalam program Kampus Merdeka, perguruan tinggi dituntut bisa merancang dan melaksanakan proses pembelajaran inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian yang luas. ‘Hal tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi lulusan agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman,’ jelasnya.
Kemarin Ubaya menjalin MoU bersama Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Brawijaya (UB), dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Benny menambahkan, kerja sama tersebut bisa dilakuka ndengan memberikan mahasiswa Unair untuk datang ke Ubaya. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa Ubaya datang ke Unair. Termasuk ke kampus ITS dan UB. ‘Kerja sama ini diharapkan segera ditindaklanjuti setiap universitas. Bahkan, diharapkan sampai pada tingkat fakultas masing-masing,’ kata dia.
Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih mengatakan, prgoram Merdeka Belajar-Kampus Merdeka membutuhkan mobilitas yang tinggi untuk membentuk kompetensi dan keterampilan mahasiswa. Hal itu merupakan langkahyang sangat bagus. Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka menjadi kebijakan yang harus diterapkan bersama. ‘Rasanya tidak cukup bagi sebuah perguruan tinggi hanya mengandalkan SDM di kampus sendiri. Tidak ada institusi yang 100 persen unggul, pasti ada kelemahan masing-masing,’ tuturnya.
Menurut Nasih, perguruan tinggi memiliki keunggulan masing-masing. Jadi, kerja sama tersebut bisa saling menutupi kelemahan dan memberikan keunggulan masing-masing untuk mewujudkan Kampus Merdeka.
‘Bentuk kerja sama yang dapat dijalin ke depan berupa joint research dan joint publications. Sementara itu, untuk mahasiswa kerja sama tersebut bisa berupa aktivitas magang, KKN, dan pengembangan soft skill,’ jelasnya.
Selain itu, antar kampus bisa bertukar mahasiswa yang berbeda secara simultan. ‘Unair tidak bisa bekerja secara optimal tanpa adanya kerja sama dengan alumni, jejaring, dan banyak pihak. Jadi, kita harus saling membantu,’ ujarnya. (ayu/c7/git)
Sumber: Jawa Pos, 21 November 2020