Jangan Panik Hadapi Mutasi SARS-CoV-2 hayuning September 15, 2020

Jangan Panik Hadapi Mutasi SARS-CoV-2

Ilustrasi: freepik.com (@pikisuperstar)

Meskipun berbagai langkah telah diupayakan pemerintah sejak Maret hingga saat ini, statistik kasus Covid-19 di Indonesia kian hari kian meningkat. Awal September 2020, sedikitnya terdapat 200.000 total kasus yang telah terkonfirmasi. Akan dari itu, berbagai peneliti di seluruh dunia sedang berusaha dalam mengembangkan vaksin untuk virus tersebut. Begitu juga dengan Indonesia yang meneliti dan mencoba mengembangkan vaksinnya sendiri.

Namun akhir-akhir ini banyak golongan yang mengaitkan kasus yang tak kunjung reda di Indonesia dengan bermutasinya SARS-CoV-2 terkhusus di Indonesia. Sejatinya, SARS-CoV-2 yang telah bermutasi masuk ke Indonesia sejak April lalu, salah satunya terdapat di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mutasi yang terjadi dikenal dengan D614G atau G614 dan diindikasikan jika mutasi tersebut memiliki tingkat penularan hingga 10 kali lipat dari virus asli yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, China. Meskipun begitu, hingga detik ini belum ada konfirmasi pasti terkait potensi penularan G614, begitu juga dengan dampak lain yang dihasilkan. Hal serupa turut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Malaysia pada pertengahan Agustus jika mutasi virus tersebut 10 kali lebih menular daripada virus aslinya.

Jauh sebelum itu tepatnya pada 21 April 2020, Ilmuwan China telah memperingatkan jika kemampuan mutasi virus tersebut mungkin akan memberikan dampak yang berbeda dari biasanya. ‘SARS-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya,’ kata Prof. Li, dilansir dari laman kompas.com. Pada saat itu, Prof. Li bersama koleganya telah menganalisa strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19 secara acak di Hangzhou, Zhejiang. Hasil penelitian tersebut membuktikan jika mutasi yang mematikan telah ditemukan di Eropa.

Lalu bagaimana terkait perkembangan Vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan? Menurut ahli biologi molekuler, Ahmad Rusdjan Utomo, menjelaskan jika mutasi merupakan hal wajar yang terjadi. Menurut penelitian yang dilakukan, mutasi Covid-19 belum mengubah sifat dari virus tersebut, terutama bagian pengikat reseptor (RBD). Sehingga pengembangan Vaksin Merah Putih tidak (belum) akan berdampak. Hal serupa turut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler, Eijkman Amin Soebandrio, ia meyakini jika mutasi tersebut tidak akan berdampak akan vaksin yang tengah dikembangkan.

Vaksin yang tengah dikembangkan oleh Eijkman telah mencapai 40 persen. Kemungkinan vaksin tersebut akan selesai akhir tahun untuk diujikan pada hewan dan awal 2021 akan masuk ke tahap uji klinis. Oleh sebab itu, Ahmad Rusdjan menegaskan jika kita tidak perlu khawatir akan mutasi dari virus tersebut. (jr, bbs)