Jaga Kesehatan Mata Anak di Masa Sekolah Daring hayuning September 1, 2020

Jaga Kesehatan Mata Anak di Masa Sekolah Daring

Ilustrasi: freepik.com (@freepik)
‘Lihat layar terus, apa matanya nggak rusak?’
Menggunakan gawai selama pembelajaran jarak jauh memicu kekhawatiran. Yang ditakutkan, penglihatan anak akan terganggu.
Komputer, smartphone, serta tablet seakan jadi kebutuhan primer bagi anak beberapa bulan terakhir. Materi belajar hingga tugas disampaikan di sana. Meski demikian, dr Sawitri Boengas Sp.M., menilai waktu paparan layar alias screen time pada anak tetap perlu dibatasi. ‘Sebab, mata anak hingga usia 18 tahun masih dalam masa pertumbuhan,’ tegasnya.
Sawitri menjelaskan, pada periode itu, akomodasi otot mata alias kemampuan otot dalam menebalkan atau menipiskan lensa mata untuk memfokuskan penglihatan masih amat besar. ‘Mereka kuat berlama-lama melihat gawai tanpa merasa terganggu. Beda dengan dewasa,’ lanjut spesialis mata RS Katolik Vincentius A Paulo, Surabaya, itu.
Nah, bila anak dibiarkan berlama-lama memakai gawai, struktur bola mata akan memanjang. Risiko miopia atau rabun jauh pun tinggi. ‘Selain itu, secara umum screen time terlalu lama memicu computer vision syndrome atau CVS,’ ungkap Sawitri.
Salah satu gejala khas CVS adalah mata kering. Dokter yang juga dosen Universitas Surabaya itu memaparkan, saat menatap layar, relfeks kedip turun. Alhasil, permukaan mata kering. Lapisan lipid (lemak) di mata ikut kering. Sawitri mengungkapkan, CVS ditandai dengan nyeri punggung dan leher karena terpaku di satu posisi selama mengakses laptop atau smartphone. ‘Untuk mencegah CVS, biasakan jeda sejenak saat memakai gawai,’ ucapnya.
Selama istirahat, terapkan visual hygiene. Di samping itu, Sawitri juga menyarankan hidrasi cukup untuk mencegah mata kering. Sediakan air minum di dekat anak atau ingatkan anak untuk minum tiap 2 jam sekali. ‘Kalau ruangan ber AC atau memakai kipas, baiknya posisi meja belajar anak tidak menghadap langsung. Sebab, terpaan angin langsung bisa membuat mata kering,’ ujarnya.
Sawitri menyarankan pemilihan gawi dengan layar besar. ‘Prinsipnya, makin besar layar makin baik. Ukuran tampilan juga besar sehingga anak tidak perlu menatap layar dekat-dekat,’ tambah alumnus Universitas Airlangga, Surabaya, itu.
Selain itu, ibu dan ayah perlu waspada memantau keluhan mata pada anak. Misalnya, anak mengernyit atau menyipitkan mata ketika melihat objek jauh, memiringkan kepala, maupun harus mendekat ke objek. ‘Kalau ada kelihan, segera periksakan sehingga kondisi mata anak bisa segera dikoreksi dengan tepat,’ tegasnya.
Menerapkan Visual Hygiene
Visual hygiene adalah cara tepat ‘menggunakan’ mata. Begini langkah-langkahnya:
Prinsip 20-20-20: Tiap 20 menit, lihat benda dengan detail sejauh 20 kaki (Sekitar 6 meter) selama 20 detik. Misalnya, menatap pot tanaman atau jam dinding.
Cermat atur penerangan
Atur tingkat kecerahan dan kontras gadget. Jangan lupa, cahaya ruangan, baik dari lampu maupun cahaya matahari, juga harus cukup.
Atur jarak baca.
JArak baca dan memandang gadget yang baik adalah sekitar 40 cm.
Jangan lupa berkedip
Berkedip adalah cara menjaga mata tetap lembab. Jangan tunggu mata perih, apalagi sampai dikucek.
Kunjungi dokter
Bila pandangan kabur atau mata merasa tidak nyaman, segera kunjungi dokter. Untuk yang sudha berkacamata, koreksi kembali ukuran kacamata.
Jaga kesehatan mata dari rumah.
Jika mata terasa kering, gunakan air mata buatan (baik yang dijual bebas maupun dengan resep dokter). Pilih yang tidak mengandung pengawet.
Tidur cukup.
Luangkan waktu di luar rumah atau sekadar di teras. Sinar UV atau paparan matahari selama 40 menit per hari bisa mengurangi risiko. Namun, jangan sampai menatap langsung matahari ya.
SAat jeda menggunakan gadget, lakukan stretching ringan. SElain itu, gerakkan bola mata ke segala arah.
Jika sedang tidak menggunakan laptop atau smartphone, kompres hangat mata selama minimal 15 menit di pagi, sore, serta malam
Sumber: kaltengpost.co