SURABAYA – Persebaran Covid-19 bisa melalui media apa saja. Namun, banyak yang mengira pengolahan air minum menjadi salah satu media yang beresiko. Hal itu dibahas dalam webinar yang diadakan Universitas Surabaya (Ubaya) bertajuk Perspective from Water Professional and Regulator.
Guru Besar Program Studi Teknik Kimia Ubaya Prof Lieke Riadi PhD mengatakan, pengamanan dan kualitas air menjadi kepentingan masyarakat. Masyarakat perlu mengetahui terlebih dahulu jenis penyakit yang berhubungan dengan air (waterbone). Yakni, transmisi penyakit melalui air minum.
Lieke menjelaskan, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa Covid-19 dapat ditransmisikan melalui air minum atau sistem air buangan dengan dan tanpa pengolahan. Penelitian dan bukti saat ini hanya menyatakan bahwa virus corona baru tersebut ditransmisikan dari orang ke orang. ‘Baik melalui droplet saat batuk, bersin, atau kontak langsung dengan penderita Covid-19,’ tuturnya.
Direktur Teknik PAM Jaya Jakarta Barce Simarmata mengatakan, water research di Australia menyebutkan, pengolahan air minum menerapkan sistem filtrasi dan disinfeksi. Sistem tersebut mampu mengeliminasi atau menghilangkan virus Covid-19. ‘Selain itu, WHO menyatakan bahwa air minum yang dimasak sebelum dikonsumsi itu memastikan bahwa Covid-19 tidak akan bertahan di air,’ jelasnya. (ayu/c6/dio)
Sumber: Jawa Pos, 14 Juni 2020
