Gelar Seminar Fighting Covid-19 Pandemic, Bentuk Kepedulian FTB Ubaya hayuning May 26, 2020

Gelar Seminar Fighting Covid-19 Pandemic, Bentuk Kepedulian FTB Ubaya

Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya kembali menggelar serial Seminar Fighting Covid-19 Pandemic dengan tema Berbagai Pendekatan Keilmuan Dalam Menghadapi SARS-CoV-2 pada Sabtu, 16 Mei 2020. Sedikitnya 80 peserta dari 24 kota seluruh Indonesia dengan berbagai profesi (mahasiswa, akademisi, dan wiraswasta) turut hadir dalam seminar yang digelar secara daring melalui Zoom. Dr.rer.nat Sulistyo Emantoko Dwi Putra, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknobiologi Ubaya hadir menjadi pembicara pada materi kali ini.

“Dalam waktu singkat, di daerah Wuhan telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga diumumkannya outbreak dan diberi nama Covid-19 (Coronavirus Disease) oleh WHO pada 11 Februari lalu,” tangkas Sulistyo dalam awal materi seputar penyebaran Covid-19 (Pada hari yang sama, International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama SARS-CoV-2 dikarenakan virus tersebut memiliki banyak kesamaan dengan SARS-CoV yang menyebabkan outbreak pada 2003 silam.

Tak lupa asal mula virus tersebut turut dijelaskan oleh Sulistyo. “Semua virus corona banyak didapat dari kelelawar, kemudian mereka melewati intermediate host baru menjangkit manusia,” jelasnya. Sampai saat ini, terdapat beberapa virus corona yang sudah menjangkiti manusia. Salah satunya seperti MERS-CoV yang melalui unta, SARS-CoV yang diduga melalui kucing liar, dan SARS-CoV-2 yang saat ini diduga melalui trenggiling. Dari ketiga virus corona tersebut, MERS-CoV merupakan virus yang paling banyak menyebabkan kematian dari kasus-kasus yang telah terjadi. Namun jika dilihat dari segi penyebaran, SARS-CoV-2 merupakan virus yang dapat menyebar begitu cepat.

Berbagai materi mulai dari protein terkandung, mekanisme serangan virus, hingga homologi RBD protein S SARS-CoV dan SARS-CoV-2 turut dibahas tuntas. Dalam kesempatan itu juga, Sulistyo turut memberikan beberapa kesimpulan pada serial seminar kali ini. Tiga kesimpulan tersebut diantaranya: ACE2 terlarut merupakan kandidat bagus untuk menghambat infeksi virus, Mutan ACE2 tanpa aktivitas peptidase akan mengurangi resiko efek samping ACE2 terlarut, dan Mutan ACE2 dapat dibuat dengan melakukan substitusi penting residu yang terlibat dalam aktivitas katalitik.

Sesi tanya jawab merupakan sesi penutup pada serial seminar kali ini. Berbagai pertanyaan turut dilontarkan peserta yang terbawa materi yang telah disampaikan. “Kalau kita menggunakan protein ACE2 mutan, apakah akan mempengaruhi tekanan darah?” tanya salah satu peserta seminar. Serentak Sulistyo menjawab pertanyaan yang dianggapnya begitu detail dan kritis. “Meskipun ANG-2 menurun, tidak terjadi perubahan tekanan darah. Namun tetap ada batas maksimalnya agar tidak mengganggu keberadaan ANG-2,” jawab Sulistyo.(jr)