Ubaya Berhasil Kembangkan dan Jual Bibit Anggrek, Omzet Tembus Puluhan Juta Rupiah hayuning April 29, 2020

Ubaya Berhasil Kembangkan dan Jual Bibit Anggrek, Omzet Tembus Puluhan Juta Rupiah

SURABAYA ndash; Universitas Surabaya (Ubaya) melalui Pusat Pembibitan Anggrek Ubaya (PPAU) berhasil mengembangkan dan menjual bibit tanaman bunga anggrek dendrobium dan phalaenopsis atau anggrek bulan. Bunga-bunga tersebut disilangkan sehingga menghasilkan tanaman yang berbeda dengan yang ada di pasaran.
Wakil Dekan Fakultas Teknobiologi Ubaya, Popy Hartatie Hardjo mengatakan, saat ini pasar anggrek masih luas. Mulai dari penghobi anggrek, hotel, kantor-kantor, dan sebagainya.
“Pasar anggrek masih sangat luas,” katannya, Senin (27/4/2020).
Sementara, salah satu dosen yang kerap mengirim bibit tanaman anggrek ini yakni Ida Bagus Made Artadana. Setiap sebulan sekali, dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya ini mendistribusikan bibit anggrek fase seedling ke distributor di Integrated Outdoor Campus Ubaya di Trawas hingga ke Handoyo Budi Orchid, Malang.
“Biasanya tak kurang 500 bibit anggrek dalam fase seedling dikirimkan ke Budi Orchid. Total nilai bibit anggrek ini mencapai Rp4,5 juta,” katanya.
Dekan Fakultas Teknobiologi, Sulistyo Emantoko mengatakan, berkat aktivitas tersebut, PPAU memperoleh kucuran dana hibah pengabdian masyarakat sebesar Rp197 juta dari Kemenristek/BRIN. Hibah itu diperoleh melalui skim pendanaan multi-tahun Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) Direktorat Riset dan Pemberdayaan Masyarakat (DRPM) Direktorat Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional(Kemenristek/BRIN).
PPUPIK merupakan skim pendanaan untuk pengembangan unit usaha kampus yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Kemenristek/BRIN.
Ermanto mengatakan, PPAU Ubaya mulai dirintis dengan pembangunan green house berukuran 25×12 meter di Integrated Outdoor Campus UBAYA Trawas pada tahun 2019. Kampus ini berada di luar Kota Surabaya yakni di daerah lereng Gunung Penanggungan, Trawas, yang berhawa sejuk.
Di dalam bangunan green house seluas 300 meter persegi ini, ribuan bibit anggrek dari berbagai jenis dikembangkan. Saat itu, green house dibangun setelah mendapatkan pendanaan hibah kompetitif internal dari Ubaya senilai Rp600 juta.
“Intinya, Fakultas Teknobiologi Ubaya ingin supaya bisa memiliki suatu unit yang bisa mendatangkan uang melalui unit bisnis kampus. Nah, ketika ada skema hibah PPUPIK dari pemerintah, saya berpikir untuk mengajukan hibah pengembangan unit usaha kampus ke pemerintah dan membentuk Pusat Pembibitan Anggrek Ubaya (PPAU),” katanya.
Popy Hartatie Hardjo menambahkan, selain melalui offline, penjualan bibit anggrek ini juga dilakukan melalui online seperti market place e-commerce Tokopedia hingga media sosial.
“Terus kami kembangkan. Omzet kami sudah tembus puluhan juta,” katanya.
Sumber: jatim.inews.id