Dalami Sofbol dan Bisbol lewat Organisasi hayuning March 27, 2020

Dalami Sofbol dan Bisbol lewat Organisasi

Surabaya – Gara-gara anak perempuannya terjun ke dunia sofbol dan bisbol delapan tahun silam, Ardito Soepomo ikut kecanduan mendalami olahraga tersebut sampai sekarang. Tidak terjun menjadi atlet, pria asli Semarang itu ketagihan menjadi pengurus sebuah organisasi sofbol dan bisbol di Surabaya yang bernama RedBulls.
‘Anak saya mulai 2012 menggeluti sofbol dan bisbol. Saya sebagai orang tua harus mendukung mengontrol sekaligus rutin melihat perkembangannya,’ katanya kemarin (24/3). Karena itu, pada 2013 Ardito mengajak anak semata wayangnya tersebut untuk bergabung ke RedBulls Surabaya. ‘Supaya dia bisa lebih mengeksplor skill-nya dan menambah banyak teman baru,’ tambahnya.
Setelah resmi menjadi anggota RedBulls Surabaya, hati Ardito merasa terketuk. Sebab, 60 persen anggota organisasi tersebut ternyata anak-anak kurang beruntung. Namun, semangatnya untuk menggeluti sofbol dan bisbol patut diacungi jempol.
‘Saya merasa tersentuh dan langsung berpikir apabila mereka bisa berprestasi lewat olahraga ini pasti mudah masuk sekolah negeri lewat jalur prestasi. Akhirnya, kami dengan beberapa orang tua sepakat kerja sama mendukung kegiatan anak-anak RedBulls,’ tutur Ardito yang kini aktif sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jatim.
Di sisi lain, dia mengakui bahwa biaya yang dibutuhkan untuk olahraga sofbol dan bisbol tidak bisa dibilang murah. Dalam sebulan, dirinya harus bayar fee pelatih, upgrade alat ketika ada yang rusak, dan transportasi. Belum lagi jika ingin ikut pertandingan bergengsi di luar kota. Tentu, dana yang dibutuhkan lebih besar.
‘Memang kalau nggak mau biaya gede ya tidak usah ikut kejuaraan saja. Tapi kalau nggak ikut, anak-anak ini latihan rutin buat apa? Sedangkan kalau ingin lolos jalur prestasi untuk daftar sekolah ya harus ada pengalaman menang,’ tegasnya. Ardito yang sejak tiga tahun terakhir ini resmi menjadi ketua harian RedBulls Surabaya Baseball Softball itu lantas merasa iba jika anak-anak sudah capek latihan, tetapi tidak pernah ikut pertandingan.
Dengan latar belakang itu, Ardito beserta wali murid lainnya gotong royong mencarikan dana agar anak-anak RedBulls bisa ikut lomba. Ada kepuasan tersendiri di hatinya jika bisa melihat senyum dan semangat anggota RedBulls ketika diajak ikut pertandingan ke luar kota.
Kini sudah banyak ompetisi yang telah diikuti RedBulls. Mulai Kejurnas di Kendari, pertandingan Partha di Jogjakarta, sampai kejuaraan dunia di Filiipna dan Jepang. Ardito mengatakan, semua itu ada yang pakai biaya sendiri. Namun, ada juga yang dari sponsor. ‘Kami ajak mereka ikut lomba sampai mancanegara biar anak-anak ini punya kenangan bahwa mereka pernah ke luar negeri. Bisa membantu mereka adalah bentuk refreshing saya di tengah padatnya dunia kerja bidang ekspedisi, itung-itung juga sedekah,’ ungkap alumnus Ubaya tersebut. (car/c15/tia)
Sumber: JawaPos, 25 Maret 2020