Kongres Mahasiswa : Ajak Berdialog Secara Dinamis hayuning November 27, 2019

Kongres Mahasiswa : Ajak Berdialog Secara Dinamis

Selasa, 19 November 2019 Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menggelar Kongres Mahasiswa. Acara ini mengundang seluruh perwakilan organisasi kemahasiswaan baik eksekutif atau legislatif di setiap fakultas dan politeknik, serta perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Total organisasi yang hadir adlaah 158 organisasi kemahasiswaan baik di tingkat Universitas dan Fakultas.
Acara dihadiri oleh Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T., selaku Rektor Ubaya, Dr. Dra. R.R. Christina Avanti, M.Si., Apt. selaku Wakil Rektor III Ubaya, Djuwari, S.T., Ph.D. selaku Wakil Rektor IV Ubaya, Ridho Islamie, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Direktur Pengembangan Kemahasiswaan beserta jajarannya. Benny pun mengapresiasi inisiatif dan antusiasme mahasiswa Ubaya. Acara ini bertempat di Gedung MA lt.6, Kampus II Ubaya.
Kongres Mahasiswa XXI terbagi menjadi beberapa sesi, diantaranya: Pra Konggres Mahasiswa (16/11/19), Sidang Komisi (18/11/19), Forum Rektorat (19/11/19), dan Sidang Paripurna (20/11/19). Tujuan diadakan Pra Kongres yaitu untuk mengangkat isu dari masing-masing fraksi, yaitu: Fraksi Legislatif (DPM), Fraksi Eksekutif (BEM-KSM-KMM), dan Fraksi UKM. Sedangkan untuk Sidang Komisi diselesaikan oleh masing-masing orang. Berbeda dengan Forum Rektorat yang nantinya mahasiswa dapat langsung mengajukan aspirasi dan akan dijawab langsung oleh pihak rektorat. Terkait isu-isu yang dapat mengubah Anggaran Dasar (AD) Organisasi Kemahasiswaan Universitas Surabaya akan dibahas dalam Sidang Paripurna.
Dalam Forum Rektorat kali ini, merupakan pertemuan yang dihadiri oleh pihak rektorat serta teman-teman Ubaya untuk membahas isu-isu yang sedang terjadi saat ini. Isu-isu yang akan disampaikan terbagi menjadi tiga kategori, yakni: Keuangan (tujuh isu), Kemahasiswaan (empat isu), dan Sarana-Prasarana (sembilan isu).
Salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah sistem parkir dan mobilisasi bus di dalam kampus yang akhir-akhir ini mengalami perubahan yang cukup pesat. Menurut Djuwari, kapasitas Ubaya Tenggilis terbatas sehingga memang mahasiswa S1 tidak diperbolehkan parkir di dalam. “Jika di timur berhadapan dengan gerbang pintu masuk perumahan dan jika sore akses nya macet. Ia pun mengatakan bahwa pihaknya masih mengkaji ulang mengenai kebijakan ini, dan tentunya evaluasi dan aspirasi yang diberikan mahasiswa bisa menjadi referensi untuk pembaharuan kebijakan.
“MPM adalah fasilitator penyalur aspirasi, jadi melalui kesempatan ini teman-teman mahasiswa dapat menyampaikan sendiri,” ujar Muhammad Syahrul Akbar, mahasiswa Fakultas Teknik Industri 2017, selaku Ketua MPM Ubaya. Selain itu, MPM juga akan melakukan follow up hasil diskusi dalam forum kali ini. (jr)