Pendidikan Berkelanjutan Melalui Seminar Discover The Molecular Interaction with Surface Science Instrumentations hayuning November 5, 2019

Pendidikan Berkelanjutan Melalui Seminar Discover The Molecular Interaction with Surface Science Instrumentations

Teknologi dan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan semakin berkembang. Untuk memastikan mahasiswa memiliki update ilmu terbaik, Universitas Surabaya (Ubaya) bekerja sama dengan Biolin Scientific dan Virtus Analitika Mitratama mengadakan sebuah seminar. Seminar bertajuk “Discover The Molecular Interaction With Surface Science Instrumentations” ini mengundang Dr. Gabriel Ohlsson dari Swedia sebagai pembicara tunggal. Seminar yang diadakan padahari Selasa,22 Oktober 2019 ini, bertempat di Auditorium Fakultas Kedokteran, Gedung MA lt. 6, Kampus II Ubaya.
“Target utama dari seminar ini adalah para post-graduate yang mempelajari bidang kesehatan, baik itu para dosen, peneliti, apoteker, dan tenaga medis lainnya,” tukas Dr. Dra. Farida Suhud, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Hal tersebut dikarenakan ilmu dari seminar ini adalah ilmu lanjutan. Ia pun mengatakan bahwa materi ini akan membawa arah pandang baru dalam hal interaksi reseptor obat. Seminar inidihadiri oleh berbagai mahasiswa, praktisi, dan peneliti dari berbagai kalangan.
Secara garis besar, seminar ini membahas mengenai beberapa teknik analisa dengan alat yang digunakan untuk mengevaluasi serta menganalisa interaksi obat pada suatu protein. Baik protein dalam bentuk suatu molekul dengan obat dalam tubuh, atau suatu sistem yang dibawa untuk mengangkut suatu obat dengna ukuran nano partikel. Dr. Gabriel Ohlsson memperkenalkan QSense sebagai solusi untuk menganalisis interaksi molekul di permukaan suatu bidang. QSense mampu mendeteksi hingga level nano-partikel sekalipun.“Seringkali kalau kita memiliki mobil, pasti pernah berkarat. Karat yang meluas dapat merusak mesin. Tentunya karat ini mulai dari molekul terkecil, nano-partikel. Karena itu penting untuk mengetahui ukuran terkecil ini,” tukas Gabriel.
Menurut Dr. Agnes Nuniek Winantari, S.Si, M.Si, Apt. selaku ketua panitia, mengetahui interaksi obat dengan tubuh hingga proses pelepasan dan penempelannya adalah hal yang penting.“Dalam seminar ini kita akan menganalisa bagaimana interaksi suatu obat ketika bertemu reseptor di tubuh,” jelasnya.“Sebagai contoh obat sakit kepala, sebelumnya obat ini harus menempel dulu pada protein yang ada di tubuh kita, lalu protein yang ada di tubuh kita akan berkesinambungan dengan protein yang ada di kepala,”lanjutnya. Menurut Agnes, menempelnya obat dengan protein yang ada di tubuh manusia juga berpengaruh dengan kinerja obat tersebut. “Obat ini akan berinteraksi, apakah obat akan menempel dengan baik, lalu kekuatannya akan diukur, bila penempelannya telah aman atau erat maka akan berefek berbeda dengan hanya sekedar menempel,” tambahnya sembari memperagakan bentuk penempelan obat dengan protein.
Namun hingga saat ini teknologi baru tersebut belum diterapkan di Indonesia, selain karena tidak adanya alat juga karena keterbatasan anggaran untuk membeli alat tersebut. Menurut Agnes, tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari metode dari alat tersebut, salah satu caranya adalah dengan melanjutkan studi di luar negeri seperti di Jepang atau Australia. “Paling tidak, dengan diadakannya seminar ini akan memberikan mereka inspirasi untuk melanjutkan pendidikan dan mereka yang telah melanjutkan pendidikan tersebut dapat menguasai penggunaan alat ini,” tutupnya. (RE1,jr)