Family Day- Pentingnya Latih Motorik Kasar Pada Anak hayuning November 1, 2019

Family Day- Pentingnya Latih Motorik Kasar Pada Anak

Jumat, 18 Oktober 2019, Kelompok Bermain Sanggar Kreativitas Universitas Surabaya (KB. SK Ubaya) bersama Taman Penitipan Anak Rumah Ceria (TPA Ubaya) menggelar acara Family Day. Kegiatan ini dihadiri sedikitnya 60 orang tua beserta anak-anaknya yang berusia sekitar dua sampai empat tahun. Dalam acara tersebut, orang tua diminta untuk menemani sekaligus bermain bersama anak. Kegiatan ini bertempat di Lapangan Bola Ubaya Sport Center (USC), Kampus II Ubaya. Acara ini bertujuan untuk merangsan kemampuan motorik kasar pada anak dan aktivitas-aktivitas permainan apa saja yang dapat dilakukan untuk melatih motorik kasar pada anak.
Shinta Oktaviani, S.Psi., selaku Kepala KB Sanggar Kreativitas menjelaskan pentingnya melatih motorik kasar sejak usia dini. Motorik kasar adalah keterampilan koordinasi otot-otot besar dalam tubuh. “Motorik kasar pada anak-anak perlu dilatih karena diusia dini kemampuan motorik ini menjadi awal untuk pengembangan kemampuan yang lainnya, seperti kemampuan sensorik dan kemampuan berpikir,” jelasnya. Ia menuturkan bahwa motorik kasar juga merupakan faktor penting dalam perkembangan individu nantinya secara keseluruhan, yang nantinya mendukung anak untuk dapat melakukan berbagai hal lebih baik, termasuk pencapaian akademik. Ia juga menuturkan bahwa bila motorik kasar tidak berkembang, maka akan mempengaruhi banyak hal, seperti motorik halus atau koordinasi otot-otot halus di tangan dalam melakukan aktivitas seperti menggambar, menulis, keterampilan tangan, termasuk konsentrasi.
Sari selaku salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di KB. SK Ubaya menyampaikan bahwa KB. SK Ubaya cukup memuaskan. “Utamanya karena orang tua dalam melatih motorik dan komunikasi sang anak,” tukasnya. Ia pun semakin yakin bahwa anaknya mampu memiliki kriteria di motto sanggar ini, yakni Kreatif, Matang, dan Ceria. Ia berpendapat bahwa KBSK Ubaya berbeda dibanding yang lain. “Di sini anak-anak lebih diperhatikan,” jelasnya.
Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan selama berkegiatan, diantaranya bermain bubble, bola, dan juga layangan. Selain itu, anak-anak beserta orang tua diajak untuk mencicipi makanan tradisional, seperti: rujak, ubi rebus, pisang rebus, jagung rebus, dan lainnya. Hal ini dilakukan agar anak-anak dapat mengetahui dan merasakan makanan tradisional. “Melalui acara ini, diharapkan orang tua memperoleh wawasan pentingnya aktivitas motorik kasar. Aktivitas sederhana itu mampu membuat anak-anak lebih bersemangat, lebih termotivasi, gembira, dan akhirnya akan membantu perkembangan dirinya,” jelas Shinta. (jr)