Menggali Potensi Bangsa Melalui Desa Wisata fadjar February 19, 2019

Menggali Potensi Bangsa Melalui Desa Wisata

Kamis, 7 Februari 2019 Universitas Surabaya menggelar acara Bedah Buku sekaligus Dialog Publik yang mengambil tema Desa Wisata Benteng NKRI. Acara tersebut dihadiri sekitar 90 orang dari berbagai instansi seperti: Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten, Perguruan, Biro Pariwisata, kepala desa dari berbagai kota. Acara ini mendatangkan tiga narasumber yaitu Andi Yuwono, S.Sos, M.Si selaku Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) dan Penulis Utama Buku Desa Wisata Benteng NKRI, Veny Megawati, S.T.,M.M selaku Dosen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya, dan Agus Muttaqin, S.H, selaku Redaktur Harian Jawa Pos.

Dr. Drs. A.J. Tjahjoanggoro, M.Si. selaku Ketua LPPM Ubaya mengatakan bahwa setiap desa yang ada harus memiliki satu DEWI (Desa Wisata) dengan berbagai aspek apapun seperti kuliner, alam, dan bahkan juga budayanya. “Kita ini kaya sebetulnya, kita ini surga,” paparnya dalam sambutannya. Andi Yuwono selaku salah satu narasumber juga menjelaskan bahwa Indonesia sendiri sangat kaya, ditambah dengan penjelasan mengenai SpiritTriSakti Bung Karno. Salah satunya adalah ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan. “Desa mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, kita bisa berkepribadian tanpa kita harus menjadi bangsa followers di jaman millenial ini,” jelasnya. Tjahjoanggoro berharap semoga acara ini tidak menjadi acara pertama dan terakhir kali, namun dapat sering dilakukan sharing kembali di masa yang mendatang.

Dalam membangun desa wisata yang diharapkan oleh berbagai pihak, Ubaya telah turut membantu dalam mengeksekusi program-program yang telah direncanakan oleh pemerintah. Setidaknya dua hingga tiga tahun terakhir, Ubaya telah turut campur dalam enam kota atau kabupaten diantaranya Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Bojonegoro, Probolinggo, dan Surabaya. Ubaya akan mulai merambah ke daerah Gresik di tahun 2019 mendatang.

Dengan adanya desa wisata, diharapkan semua desa yang ada dapat menggali potensi yang dimikiki tanpa mengurangi estetika adat istiadat yang ada. Karena dengan menggali potensi dan mengembangkan hal itu, akan secara tidak langsung menambah devisa negara. (jr)