Dosen Ubaya Laporkan Kemajuan Penelitian ke Kemenristekdikti fadjar October 12, 2018

Dosen Ubaya Laporkan Kemajuan Penelitian ke Kemenristekdikti

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) lakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terkait Laporan Kemajuan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi tahun 2018 yang dilakukan oleh para dosen Universitas Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 11 Oktober 2018 bertempat di Seminar Room dan Ruang Meeting A Gedung International Village Kampus Tenggilis Ubaya.

“Kunjungan para reviewer untuk melihat sampai dimana kemajuan penelitian yang ada, kemudian diberi masukan untuk segera dituntaskan. Jika sudah selesai, penelitian mereka dapat diunggah ke Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Simlitabmas) yang merupakan website Kemenristekdikti pada awal bulan November 2018.” Ungkap Dr. Drs. A. J. Tjahjoanggoro, M.Si. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya.

Kehadiran Kemenristekdikti diwakili oleh Prof.Dr.Ir.Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) selaku reviewerbidang Ilmu Sains, dan Prof. Dr.Sarmini, M.Hum dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) reviewer bidang Ilmu Sosial. Terdapat 29 judul penelitian yang dievaluasi, diantaranya 19 penelitian dalam bidang Sains dan 10 bidang Sosial.

Ada 29 judul penelitian ini merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Kemenristekdikti pada tahun 2017 silam. Orientasi utama penilaian revieweradalah luaran, seperti jurnal, paten, hak cipta, prototypemodel, mengikuti seminar internasional dan banyak outputlain yang diharapkan untuk dipenuhi. “Saya ingin agar segala perbaikan dapat dilaksanakan secara nyata dalam kurun waktu satu minggu,” ungkap Prof.Dr.Ir.Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. sebagai salah satu reviewer saat menilai salah satu tim peneliti.

Kedepannya, guna meningkatkan kuantitas dan mutu penelitian di lingkungan Ubaya, LPPM akan membentuk sebanyak mungkin kelompok penelitian yang merupakan gabungan dosen senior maupun dosen muda. “Terobosan ini kami lakukan karena tantangan semakin berat dan tututan yang semakin tinggi. Kita juga bersaing dengan seluruh Universitas di Indonesia,” ungkap Dr. Drs. A. J. Tjahjoanggoro, M.Si. (RH)