‘Ubaya bisa menjadi `island of integrity` itu yang saya sampaikan ke Wakil Rektor tadi. Mereka kemudian bisa mulai menerapkan misalnya seperti Universitas Bina Nusantara yang jika ketahuan menyontek diberi sanksi,’ kata Agus usai acara ‘Diskusi Musikal Antikorupsi’ yang diadakan perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) di kampus setempat, Jumat.
Dia mencontohkan, Universitas Bina Nusantara akan memecat Mahasiswanya jika ketahuan menyontek. Selain itu ketika menjadi alumni dan terlibat korupsi, maka ijazahnya akan ditarik.
‘Itu contoh mencoba memperbaiki diri di samping sistem harus lebih bagus. Harus ditekankan kepada mahasiswa bagaimana jika menjadi panitia, proposal harus jujur tidak selalu dihabiskan, tidak pernah nyontek, tidak pernah nitip absen,’ katanya.
Pada kesempatan yang sama, putri Proklamator Mohammad Hatta, Meutia Hatta mengatakan mahasiswa atau anak muda harus terus dididik untuk melihat korupsi bukan sebagai kewajaran tapi bagaimana menghilangkan jiwa korupsi itu pada anak muda.
‘Karena mahasiswa generasi muda dan menjadi peran utama untuk perubahan,’ katanya.
Meutia menyatakan pihaknya akan mendorong kegiatan diskusi musikal antikorupsi dari BHACA ke banyak universitas untuk menyebarkan semangat antikorupsi kepada mahasiswa dan generasi muda.
‘Saat ini ada 11 universitas. Di tahun depan akan dikembangkan ke banyak universitas lain secara bertahap,’ katanya.(*)
Gelar Diskusi Musikal Anti Korupsi di Ubaya, BHACA Harapkan Dukungan Perilaku Anti Korupsi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Surabaya menjadi tuan rumah ‘Diskusi Musikal Anti Korupsi’ yang diadakan oleh Perkumpulan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA).
Diskusi ini menghadirkan Meutia Hatta (Putri Bung Hatta sekaligus Antropolog), Agus Rahardjo (Ketua KPK) dan Sharmi Ranti (Perkumpulan BHACA) sebagai pembicara di Ruang Serbaguna Lt.5, Gedung Perpustakaan Kampus Tenggilis Ubaya Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, Jumat, (21/9/2018).
‘Tidak hanya pembicara hebat yang akan membagikan pengalamannya, namun disela-sela diskusi diselingi alunan musik penampilan band Sister in Danger yang aliran musiknya menyuarakan tentang anti korupsi. Jadi bukan band musik seperti pada umumnya,’ jelas Inge Christanti, Staf Pusham selaku Koordinator Diskusi Musikal Anti Korupsi.
Setiap tahunnya BHACA memberikan penghargaan bagi insan-insan di Indonesia yang dinilai memiliki upaya untuk mendukung perilaku anti korupsi.
Kegiatan awal sebelum penghargaan tersebut adalah diskusi anti korupsi dalam bentuk diskusi musikal yang menyasar mahasiswa di universitas Jawa-Bali.
Diskusi ini juga digelar mengingat jumlah kasus korupsi di Indonesia yang semakin bertambah baik secara jumlah pelaku maupun tingkat jabatan pelaku.
Sebelumnya Diskusi Musikal Anti Korupsi telah diselenggarakan di beberapa kampus antara lain, Universitas Negeri Jakarta, Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Udayana Bali, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Tangerang, dan sebagainya.
‘Diskusi mengenai korupsi sangat sejalan dengan misi Pusham sebagai upaya inisiasi penghormatan hak asasi manusia terutama hak ekonomi, sosial dan budaya,’ kata Inge.
‘Apalagi tahun ini BHACA menyasar kelompok muda sebagai peserta diskusi yang sangat bermanfaat untuk mengedukasi mahasiswa khususnya di Ubaya,’ sambungnya.
Pusham Ubaya berharap melalui diskusi yang terbuka bagi mahasiswa se-Surabaya ini mampu meningkatkan pemahaman peserta tentang tindak pidana korupsi.
Selain itu mahasiswa dapat mengenali upaya-upaya pemberantasan korupsi dan terdorong untuk ikut dalam aksi pemberantasan korupsi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Gelar Diskusi Musikal Anti Korupsi di Ubaya, BHACA Harapkan Dukungan Perilaku Anti Korupsi, https://jatim.tribunnews.com/2018/09/21/gelar-diskusi-musikal-anti-korupsi-di-ubaya-bhaca-harapkan-dukungan-perilaku-anti-korupsi.
Penulis: Samsul Arifin
Editor: Ayu Mufihdah KS