Hibah Program Kemitraan Wilayah Bantu Petani Bawang Merah Probolinggo fadjar August 31, 2018

Hibah Program Kemitraan Wilayah Bantu Petani Bawang Merah Probolinggo

Ubaya- Elsye Tandelilin, SE.,MM, Drs.ec. H. Johny Rusdiyanto, MM Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya dan Muhammad Aan Auliq, ST.,MT Dosen ElektroUniversitas Muhammadiyah Jember menerima Hibah dari Kementerian Riset dikti melalui Program Kemitraan Wilayah (PKW). Program ini membantu petani bawang merah di Probolinggo untuk bisa meningkatkan produktivitas panen dan pengembangan hasil panen.

Tepat berlokasi di Desa Mrangon Lawang dan WatuWungkuk, kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Elsye Tandelilindan tim dosen lainnya memetakan permasalahan utama dari petani bawang merah. “Masalah utama yang muncul berkait erat dengan para petani bawang merah adalah menurunnya tingkat produktivitas panen dari tahun ke tahun serta menurunnya kualitas tanah akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dan serangan hama klapper , “ ungkap Elsye Tandelilin, SE.,MMselaku ketua Tim.

Program hibah selama 3 tahun (2016-2018) ini sempat dilakukan uji laboratorium tentang kandungan tanah. Hasil dari uji menyatakan bahwa tanah tempat menanam bawang merah tidak mengandung natrium dan kalsium. Untuk itu tim berupaya memperbaiki pH tanah dengan melakukan tata kelola tanah. Pengelolaan yang dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan menambah unsur natriumdan kalium. “Dalam Program Kemitraan Wilayah memang harus bermitra dengan Perguruan Tinggi lain. Saya bersyukur mendapat tim dari dosen elektro yang punya pengalaman dalam pertanian sehingga pelaksanaan aktivitas dilapangan membuahkan hasil yang signifikan,”ujar Elsyesapaan akrab di kampus Ubaya.

Untuk mengatasi serangan hama dilakukan teknologi tepat guna dengan menggunakan alat penangkap hama klapper. Hasil penggunaan TTG hama berkurang dan jumlah panen yang lebih banyak sekitar 30%. Peningkatan perbaikan di bidang pertanian juga dilakukan dalam hal pembibitan dengan menggunakan teknologi tepat guna (TTG) mesin blower yang prinsip kerjanya sama dengan mesin AC. Namun mesin blower pembibitan mengalirkan hawa panas yang berfungsi untuk menurunkan kadar air pada bawang merah yang akan di tanam (bibit).

Proses ini membuat bawang merah lebih bersih, tidak membuat sesak para penangkar bila bekerja dalam ruang pembibitan, tidak ada resiko bawang merah yang hangus seperti dalam proses pembibitan tradisional. Untuk itu kapasitas gudang pembibitan dapat digunakan secara maksimal dan masa penangkaran lebih pendek. Perbandingan. Perbandingan masa penangkaran jika menggunakan cara gt; 60 hari/2 bulan sedangkan dengan TTG yang baru hanya membutuhkan masa penangkaran 45 hari.

Selain pendampingan hasil panen, pemberdayaan para pengusaha bawang goreng yang memperoleh bantuan teknis berupa pemberian alat Spinner. Alat ini digunakan untuk menghilangkan kadar minyak setelah bawang digoreng. Hasilnya cukup menjanjikan karena bawang goreng terasa semakin renyah dan krispi. Walaupun berat bawang goreng setelah di spinner harus menyusut sekitar 20 % namun harga jual dapat meningkat lebih dari 40 %.

Pada tahun penutupan hibah PKW ini, Elsye Tandelilindan tim dosen lainnya memberikanpelatihan membuat merek dan kemasan serta bantuan alat kemasan. Merk yang disepakati adalah ARMOS, yang dalam bahasa madura berarti renyah/gurih.Produk bawang merah pun akhirnya dikembangkan menjadi camilan bawang merah dengan rasa pedas yang dibuat dalam 3 level, yaitu level suka, level sayang dan level egois. Pemasaranpun mulai dilakukan melalui online sehingga dapat menjangkau pasar di luar Probolinggo antara Jakarta, Bali, Surabaya, Banyuwangi, Malang , Kediri dan beberapa kota lainnya.

Pada bulan Juli 2018 Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) berhasil dibuka dengan unit usaha pertama berupa Unit Jasa Keuangan dengan menjalin kemitraan dengan BNI Probolinggo. Unit Jasa Keuangan ini melayani semua pembayaran berupa pembayaran listrik, pulsa, kredit, pengajuan KIK, KUR dll. Selain unit Jasa Keuangan ada unit Produk Desa yang menjual semua hasil desa berupa bawang merah, bawang goreng , camilan bawang goreng , jamuddin (marning) dan lainnya yang merupakan produk yang dihasilkan di desa yang Mranggon Lawang dan Watu Wungkuk. Diharapkan ke depan BUMDES ini bisa berkembang dengan berbagai unit usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.