Ajak Delegasi Asing Menari Maumere fadjar July 16, 2018

Ajak Delegasi Asing Menari Maumere

Ubaya Tuang Rumah AUAP

SURABAYA ndash; Universitas Surabaya (Ubaya) menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi Association of Universities of Asia and the Pacific (AUAP) sejak Senin (9/7). Ada 26 negara yang datang. Sebagai penutup, Ubaya menyiapkan malam budaya khusus untuk 105 tamu yang hadir pada Rabu malam (11/7).

Cultural performance dibuka dengan dialog perkenalan dari empat mahasiswa yang mengenakan pakaian adat Jawa. Mereka memadukan kebaya dengan kain batik. Rambut merekapun disanggul ke atas. Sementara itu, para pria mengenakan belangkon dan baju lurik. Pada malam budaya tersebut, para tamu asing tersebut diajak menikmati suguhan adat Indonesia.

Bukan hanya satu adat, ada lima adat asli Indonesia yang di bawakan. Mahasiswa dari UKM tari membawakan tarian khas Bali, Sunda, Kalimantan, dan Sumatera. ”Kami ingin menampilkan bahwa di Indonesia banyak sekali budaya dan per bedaan. Jadi, menghadapi perbedaan itu sudah biasa buat kita,” ungkap Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung, MMBAT, PhD.

Sebanyak 24 mahasiswa tersebut bergantian naik panggung untuk menampilkan tarian khas. Ragam musik dan pakaian daerah berhasil menarik perhatian perwakilan dari universitas itu. Tarian khas Sumatera, misalnya. Pakaian adat berwarna biru jadi identitas para penari. Setiap penari membawa piring di tangannya. Dengan cepat, tangan dan tubuh para penari bergerak tanpa menjatuhkan piring. Banyak tamu yang tertegun dan berfoto saat tarian tersebut dibawakan.

Tak hanya jadi penonton pasif, para petinggi universitas dari banyak penjuru dunia itu juga diajak mencoba tarian maumere. Bersama deretan pejabat Ubaya dan mahasiswa penari tradisional, tamu-tamu diajak menari bersama. Mereka terlihat terbata-bata, tetapi sangat percaya diri meng ikuti gerakan yang dicontohkan. Mengenakan setelan jas rapi atau gaun panjang tidak menjadi halangan bagi mereka untuk menarikan tarian Maumere. Seketika, mai hall Hotel Novotel Samator dipenuhi penari dadakan.

”Memang kami cari tarian yang mudah ditirukan. Iramanya menggembirakan dan semua tamu bisa berpartisipasi,” jelas Joniarto. (dya/c20/tia)

Jawa Pos, 13 Juli 2018