PTS Harus Optimalkan Teknologi fadjar March 14, 2018

PTS Harus Optimalkan Teknologi

Ubaya Gandeng 13 Kampus di ASEAN

SURABAYA ndash; Era pasar bebas membuat perguruan tinggi swasta (PTS) harus berjuang untuk memperbaiki kualitas. Salah satu hal yang penting adalah pengoptimalan inovasi teknologi dan kreativitas. Jika tidak, PTS bisa kalah bersaing dengan perguruan tinggi asing (PTA).

Hal itulah yang disampaikan Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Prof Ir. Joniarto Parung MMBAT PhD saat Dies Natalis Ke-50 Ubaya dalam rapat senat
ke marin (12/3). ”Saat ini perkembangan PTS di Indonesia jauh lebih baik. Ada tuntutan dan tantangan global,” kata Prof Joni seusai pidato ilmiah.

Dia mengatakan, saat ini banyak PTA yang diperbolehkan masuk ke Indonesia. Sementara itu, mahasiswa juga ingin mencari perguruan tinggi yang berkualitas. Itulah yang membuat PTS berlomba-lomba memperbaiki diri. Buktinya, banyak kampus yang kini mendapatkan akreditasi A. Kemudian, prodi yang agak kering dari sisi uang juga dipertahankan PTS. ”Itu menunjukkan kepedulian PTS terhadap kualitas semakin baik,” ujar dia.

Selain itu, universitas swasta berkontribusi pada beberapa konferensi dan jurnal internasional. ”Perkembangan lima tahun terakhir, kemajuan PTS sangat
signifikan,” imbuhnya.

Joni menuturkan, saat ini Ubaya telah berpartner dengan kampus di luar negeri. Bahkan, pihaknya menawari PTA untuk bekerja sama. Pada April mendatang,
Ubaya juga membuka program studi (prodi) S-2 bersama 13 universitas di ASEAN. ”Kami sudah sangat siap,” katanya.

Kerja sama itu membuat mahasiswa bisa kuliah di luar dan dalam negeri. Baik program master maupun doktoral. Kegiatan tersebut tidak untuk mencari profit, tetapi memberikan wawasan internasional kepada mahasiswa. ”Bahkan, dosen-dosen Ubaya dipacu agar semakin mempersiapkan diri dengan lebih baik,” katanya.

Joni menjelaskan, PTS saat ini harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Yakni, mengoptimalkan inovasi teknologi dan kreativitas. Semua dosen pun harus bisa memberi mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan kualitas pembelajaran.

Kreativitas dosen itu akan dipamerkan setiap tahun. Dengan begitu, antardosen bisa terpacu untuk kreatif. Yang terbaik mendapatkan penghargaan. Termasuk manajemen. ”Kalau ada mahasiswa yang tidak hadir, mereka bisa mengikuti perkembangan kuliah melalui teknologi internet,” ucapnya.

Dosen pun diwajibkan mengunggah materi perkuliahan lewat online. Mahasiswa diminta untuk membuat presentasi melalui YouTube. ”Ini sudah dipraktikkan, tetapi belum semua,” ujarnya.

Menurut dia, mahasiswa zaman sekarang sangat terbuka terhadap informasi. Mereka juga mendapatkan berbagai pembelajaran dari kampus terkenal luar negeri. Karena itu, dosen harus mengetahui mana yang belum didapat dan sudah didapat. ”Sehingga, mahasiswa merasa akan mendapatkan informasi baru setiap masuk kuliah,” tegasnya. (ayu/c6/dio)

Dikutip dari Jawa Pos, 13 Maret 2018