Di Pusaran Modernitas, Karakter dan Jati Diri Bangsa Tetap Dibutuhkan fadjar November 9, 2017

Di Pusaran Modernitas, Karakter dan Jati Diri Bangsa Tetap Dibutuhkan

suarasurabaya.net – Pentingnya memiliki karakter diri yang sejalan dengan karakter bangsa dan spiritualitas pada aspek kehidupan, dibeber Mohammad Aan Anshori pada diskusi kebangsaan di kampus Ubaya, Rabu (8/11/2017).

Memperingati Hari Pahlawan 10 November, Leadership Club (LC) Pascasarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomi (FBE) Universitas Surabaya (Ubaya), Rabu (8/11/2017) menggelar diskusi kebangsaan yang dihadiri para mahasiswa dan civitas academica Ubaya, bertema: Mengembalikan Karakter Bangsa Melalui Spiritualitas.

‘Memiliki karakter diri yang sejalan dengan karakter bangsa menjadi sangat penting bagi siapa saja yang hidup di negeri ini. Karakter bangsa yang sesuai dengan spiritualitas aspek kehidupan menjadi sangat penting untuk menjaga kesatuan dankeutuhan bangsa,’ kata Gus Aan.

Gus Aan atau Mohammad Aan Anshori adalah tokoh muda yang layak memberikan pesan-pesan spiritual kebangsaan kepada anak-anak muda ditengah maraknya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang sangat luar biasa.

Anak muda dan generasi muda saat ini menjadi kehilangan jati dirinya lantaran pengaruh kemajuan peradaban yang sangat luar biasa. Ketersediaan berbagai sarana informasi menjadikan anak muda mampu mengadaptasi berbagai kemajuan itu.

‘Kalau anak muda kehilangan jati dirinya, dan kemudian tidak lagi sejalan dengan karakter bangsa, maka dapat dipastikan negara akan kehilangan para penerusnya, oleh karena itu menjaga agar jati diri dan karakter anak muda bangsa selalu terjaga, penting dilakukan,’ tambah Gus Aan.

Kondisi bangsa Indonesia, saat ini, diceritakan Gus Aan memang mulai meluntur karakter kebangsaannya. Teknologi yang terus maju dan berkembang dianggap banyak orang sebagai penyebab lunturnya karakter kebangsaan itu.

Tanpa diimbangi dengan mawas diri, perkembangan teknologi itu justru menjadikan hal negatif baru bagi masyarakat. Kepentingan pribadi, ekonomi, maupun politik menjadikan manusia-manusia kehilangan jati dirinya.

‘Lihat saja, maraknya gejala perselisihan antar umat beragama, korupsi sampai dengan bullying terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Untuk itu generasi muda memang wajib kembali memahami karakter dan jati diri bangsa dengan nilai-nilai spiritualitas yang kuat,’ tegas Gus Aan.

Sementara itu, tujuan digelarnya diskusi kebangsaan kali ini untuk memberikan gambaran betapa pentingnya memiliki karakter diri yang sejalan dengan karakter bangsa Indonesia serta senantiasa mengedepankan sisi spiritualitas dalam setiap aspek kehidupannya.

‘Dari diskusi ini diharapkan peserta mampu menyebarkan jiwa spiritualitasnya di kehidupan sehari-hari baik di kampus, keluarga, dan masyarakat sehingga dapat bergerak bersama memajukan bangsa Indonesia,’ pungkas Adhika Putra Wicaksono, S.E., President LC Ubaya.(tok/rst)

Editor: Restu Indah