Bentengi Diri dari Pengaruh Buruk Selebgram fadjar November 7, 2017

Bentengi Diri dari Pengaruh Buruk Selebgram

Ngobrol Internet Sehat di SMP Muhammadiyah 12 GKB, Gresik

Safari For Her Tangkis Bersama Antangin JRG tidak hanya menyasar sekolah-sekolah di Surabaya. Kemarin (28/10) SMP Muhammadiyah 12 GKB, Gresik, menjadi sekolah pertama di luar Kota Pahlawan yang menjadi tuan rumah.

ANUGRAH Rahma, anggota komunitas Kita Peduli Anak Surabaya (Kipas), berdiri di depan sekitar 250 siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB, Gresik. Secara acak, dia menunjuk 10 anak untuk dijadikan detektif iHebat atau detektif internet hebat. Para siswa langsung berebut maju.

Mereka lalu diminta untuk menulis nama teman-temannya berikut media sosial yang mereka miliki. Dari data yang terkumpul, terbukti Instagram menjadi media sosial favorit mereka. Setelah itu, barulah psikolog Mariani Lasmaida Pasaribu SPsi mengambil alih sesi. ”Siapa selebgram yang kalian tahu?” tanya Mariani.

Sejumlah nama meluncur dari mulut mereka. Termasuk nama selebgram yang terkenal dengan ulahnya yang nyentrik dan cenderung negatif. Sadar atau tidak, perilaku buruk selebgram itu bakal berpengaruh kepada anak. Mariani, yang juga merupakan anggota Kipas, menerangkan, di dalam otak manusia terdapat amigdala. Yakni sekelompok saraf yang berukuran sebesar kacang almon (badam).

Bagian otak itu berfungsi mengontrol reaksi emosi berdasar ingatan dan informasi yang didapat otak. Jika informasi yang didapat otak bagus, emosi yang dikeluarkan juga bagus. Mariani menuturkan, wajar jika anak usia SMP mengidolakan sosok selebgram. Dari segi penampilan, mereka sangat menarik.

Kehidupan selebgram juga terlihat asyik dan serbabebas. ”Anak-anak jadi membandingkan dan berpikir bahwa hidup para selebgram lebih enak daripada hidup mereka sendiri,” kata Mariani. Nah, tugas ayah dan bunda adalah membentengi anak-anak supaya tidak terpengaruh sisi buruk tersebut.

Orang tua bisa memberikan pengarahan bahwa menjadi keren itu tidak selalu harus negatif. Berikan contoh selebgram-selebgram yang inspiratif. ”Orang tua mendampingi selagi memberi penjelasan dan contoh idola lain yang menjadi keren tapi dengan cara yang lebih positif,” papar Mariani.

Pengaruh buruk lain dari penggunaan internet yang salah adalah cyberbullying, yaitu perun-dungan di dunia maya. Itu tidak boleh dianggap remeh. Sebab, cyberbullying berdampak lebih parah daripada perundungan biasa. Pertama, tindakan itu bisa dilakukan siapa pun dan kapan pun. Efek yang ditimbulkan seluas jaringan dunia maya. Orang yang tidak mengenal korban pun bisa ikut merundung.

Cyberbullying lebih mudah dilakukan karena pelaku sulit dilacak. Bentuknya pun beragam. Bisa berupa kalimat yang menindas, gambar, hingga rekaman video. Untuk mencegahnya, ayah dan bunda diharapkan bisa merangkul anak. Bangun komunikasi yang baik dan terbuka. Buat anak merasa nyaman agar mau bercerita.

Di sisi lain, orang tua murid menerima materi tentang mengenalkan internet yang sehat kepada kids zaman now dari Taufik Akbar Rizqi Yunanto SPsi MPsi, psikolog. ”Anak sekarang itu merupakan generasi Z, yaitu generasi yang lahir tahun 1995 ke atas. Mereka terbiasa hidup dengan teknologi. Tugas orang tua bukan menghindarkannya, tapi membantu mengawasi,” kata dosen Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut. (adn/c11/na)

Jawa Pos, 29 Oktober 2017