Mahir Jadi Penerjemah Buku Asing Setelah Lahap Buku-buku Berbahasa Inggris fadjar August 3, 2017

Mahir Jadi Penerjemah Buku Asing Setelah Lahap Buku-buku Berbahasa Inggris

SURYA.co.id | SURABAYA – Sejak kecil, Sekar Wulandari Yogaster suka membaca buku. Kebiasaannya ini membuat talentanya berkembang. Selain kreatif, Wulan-sapaan akrabnya juga piawai berbahasa Inggris dan menerjemahkan karya Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

Gadis kelahiran Jakarta pada 10 Juli 1995 ini mengaku suka membaca karena proteksi dari orangtuanya saat main di luar. Lebih banyak berada di rumah, dia pun terpaksa menghabiskan waktu dengan membaca buku-buku fiksi milik orangtuanya. Awalnya belum terbiasa, namun sedikit demi sedikit mulai kecanduan membaca.

“Buku-buku awal yang saya baca seperti buku Lord of The Ring, dan buku Lima Sekawan karya Enid Blyton,” tutur perempuan yang kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) ini.

Rupanya, membaca buku itu menjadi keasyikan tersendiri baginya. Tak heran, sejak SD hingga SMP, dia menggemari buku fiksi macam Agatha Christie dan Hans Christian Anderson. Hampir setiap hari, dia selalu datang ke toko buku dan melihat buku-buku yang menarik dibeli.

Tak lupa, Wulan pasti menyisihkan uang jajan ketika membeli buku yang diinginkan. Lama kelamaan, kesukaannya pada buku terus berkembang dengan menyukai buku berbahasa Inggris klasik seperti Pride and Prejudice.

“Ada keasyikan tersendiri membaca Bahasa Inggris. Dari kebiasaan ini, saya pun paham tentang Bahasa Inggris, dan itu bisa menambah uang saku karena sering memberi les Bahasa Inggris,” terang Gubernur BEM Psikologi Ubaya ini.

Kesukaannya pada buku terus berlanjut sampai dia kuliah. Berbagai jenis buku dia baca hingga tak terasa lebih dari 500 buku telah dikoleksinya. Kebanyakan buku itu, selain fiksi dan berbahasa Inggris, juga buku tentang feminis dan sejarah. Namun dari semua itu, dia mampu mengembangkan potensinya, yakni sebagai penerjemah buku-buku berbahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

“Saya pernah menerbitkan buku terjemahan dari novel karya John Grim, Looking For Alaska. Harus diakui, banyak manfaat yang didapat dengan membaca buku. Selain pengembangan potensi, lebih kreatif, pecandu buku bisa melihat dunia tak hanya dari satu sisi saja,” pungkasnya.