Seperti Ini Peran Ayah saat Mengasuh Anak, Sesuaikan Usianya fadjar August 16, 2016

Seperti Ini Peran Ayah saat Mengasuh Anak, Sesuaikan Usianya

SURYA.co.id | SURABAYA ndash; Sebagai orangtua, ayah cenderung lebih jarang mendapatkan tugas untuk mengasuh anak.

Sosok ayah yang lebih kuat dalam logika berpikir dan berorientasi pada pekerjaan, tentu berbeda metode pengasuhan dibandingkan dengan ibu yang lebih intuitif.

Psikolog anak, Shinta Oktaviani SPsi Psikolog, mengatakan peran ayah dalam pengasuhan anak adalah pada segi pengajaran agar anak memiliki keberanian, mengajarkan model kepemimpinan, dan mendidik anak agar dapat bertanggung jawab pada apapun yang mereka lakukan dan mereka katakan.

Namun semua itu tidak bisa diajarkan dengan metode pemaksaan.

“Pengasuhan ayah lebih kepada pengembangan cara berpikir pada anak,” kata Pengelola Kelompok Bermain Sanggar Kreativitas Universitas Surabaya (Ubaya) itu.

Metode yang dipakai untuk mengembangkan cara berpikir anak oleh sosok ayah berbeda-beda untuk tiap-tiap jenjang umur.

Untuk balita, dibutuhkan andil permainan yang menarik dan merangsang komunikasi dua arah lewat sentuhan lembut agar ayah bisa lebih dekat dengan anak sehingga lebih mudah untuk mengajarkan logika berpikir.

Pada anak usia SD, pendampingan dari sosok ayah harus lebih ditonjolkan dengan permainan berbentuk tantangan dan strategi.

Anak diajarkan untuk mampu dan mau bertanggungjawab atas tindakan yang mereka lakukan untuk menjawab tantangan dari permainan yang diberikan ayah.

Sedangkan untuk remaja, sebaiknya diperbanyak diskusi suatu permasalahan.

Karena anak usia remaja kadangkala tidak lagi bisa diperintah dan dinasehati, diskusi bisa dipakai untuk mengarahkan logika berpikir sang anak sehingga mereka mengetahui manakah yang baik dilakukan dan yang tidak patut dilaksanakan.

Ayah sendiri juga perlu belajar meluangkan waktu untuk anak sehingga kedekatan antara ayah dan anak terbangun sebelum pengajaran dimulai dengan metode yang berbeda-beda.

“Bisa dimulai dengan mengajak anak bermain bersama, memberi rasa aman pada anak,” kata Shinta.

Anak akan mulai dekat dan percaya untuk menerima pengajaran dari sang ayah. Khususnya bagi anak yang tidak terlalu dekat dengan sosok ayah karena kesibukan ayahnya.