Workshop Peningkatan Mutu Dosen Bagi Reviewer Internal dan Eksternal Di Perguruan Tinggi Oleh Kemenristek Dikti Yang Bekerjasama Dengan Ubaya. fadjar June 14, 2016

Workshop Peningkatan Mutu Dosen Bagi Reviewer Internal dan Eksternal Di Perguruan Tinggi Oleh Kemenristek Dikti Yang Bekerjasama Dengan Ubaya.

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang berperan penting dalam peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang termasuk dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Reputasi suatu perguruan tinggi dapat tercermin dari kontribusinya dalam pengembangan iptek, berupa karya ilmiah yang hasilnya bermanfaat bagi kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.

Berkaitan dengan diluncurkannya Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat edisi X tahun 2016, pada 8 Juni 2016lalu Ubaya bekerjasama denganDirektorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengadakan Workshop Peningkatan Mutu Dosen bagi Reviewer Internal dan Eksternal Di Perguruan Tinggi, yang bertempat di Ibis Style Hotel Surabaya. Tak kurang dari 35 peserta hadir dalam workshop ini, antara lain para Reviewer dan Ketua LPPM yang diundang dari berbagai Universitas, seperti ITS, Unair, UPN, UKP, serta perguruan tinggi lainnya.

Acara yang dimulai tepat pukul 14.00 WIB tersebut dibuka dengan laporan panitia oleh Ketua Pelaksana, yakni Ir. Hary Soebagyo, MT, yang juga selaku Kasubdit Riset Dasar, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Risbang, Kemenristekdikti. Selain mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta, Beliau juga menyampaikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapaidariworkshop siang itu, antara lain meningkatkan pemahaman dan kemampuan reviewer serta menjalin komunikasi dan jaringan kerja antar reviewer.

Sambutan dilanjutkan oleh Rektor Ubaya,Prof. Ir. Joniarto Parung M.M.B.A.T., Ph.D. , Beliau berpesan, “Banyak proposal yang diajukan oleh perguruan tinggi melalui dosen. Namun, tentu harus dijaga kualitasnya. Oleh karena itu harus ada review, dan Bapak Ibu lah penjaga kualitas tersebut”. Selesai memberikan kata sambutan, Beliau pun meresmikan dimulainya workshop, serta memberikan cinderamata kepada Kasubdit Riset Dasar, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Risbang, Kemenristekdikti, yakni Ir. Hary Soebagyo MT.

Untuk sesi pertama, peserta dibekali dengan pemahaman etika dan kode etik reviewer serta bagaimana menelaah suatu proposal penelitian. Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, MS selaku pembicara menyampaikan bahwa setiap cendekiawan memiliki latar belakang etnis dan agama yang berbeda-beda, maka jangan sampai hal tersebut menjadi masalah karena saat semua menyatukan pandangan dalam hal ini, maka latar belakang bukan lagi masalah. Tak lupa Beliau menjelaskan sistem penilaian proposal, serta menjabarkan tahap awal dan lanjutan dalam menelaah proposal.

Lain halnya di sesi kedua yang menghadirkan Prof. Dr. Saryono, M.S. sebagai pembicara. Beliau banyak membahas mengenai TRL atau biasa disebut Tingkat Kesiapan Teknologi, dan bagaimana hal tersebut relevan dengan suatu penelitian. Selain itu, yang ditekankan adalah mengenai perubahan dari Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat edisi IX ke edisi X yang baru diluncurkan tahun ini. Diharapkan para reviewer memiliki kesamaan persepsi dan tidak ada halangan berarti dalam mereview sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Setelah istirahat selama 15 menit, rangkaian acara berlanjut dengan adanya sesi tanya jawab, dimana sesi ini berlangsung secara aktif, baik dari sisi pembicara maupun peserta yang kerapkali mengajukan pertanyaan. Dengan demikian, tidak ada lagi keragu-raguan tentang kejelasan materi yang telah disampaikan. Dr. Drs. A.J. Tjahjoanggoro, M.Si.,selaku Ketua LPPM Ubaya menyatakan bahwa ini adalah kali ketiga terjalinnya kerjasama antara Kemenristekdikti dengan Ubay. Tak kalah penting, Beliau juga menyambut baik kemajuan dalam minat dosen, khususnya di Ubaya sendiri.”Saya melihat bahwa minat dan semangat dosen dalam membuat proposal penelitian mulai meningkat. Pelan tapi pasti jauh lebih baik daripada tidak sama sekali,” jelas Beliau.

Bapak yang akrab disapa Anton ini juga menyatakan, bahwa hal dasar yang ditekankan pada materi seperti kode etik reviewer dan teknik menelaah berfungsi sebagai warning, maka hal ini menjadi penting. Beliau pun berharap akan adanya kemajuan bagi LPPM juga reviewer, khususnya dari Ubaya sendiri. “Ke depannya agar LPPM Ubaya dapat semakin meningkatkan produktivitas, serta dapat lahir reviewer-reviewer internal dan eksternal baru dari Ubaya,” tutup Beliau. (liv)