Energi Listrik Mikroalga Rebut Juara 1 Olimpiade Sains Nasional fadjar December 11, 2015

Energi Listrik Mikroalga Rebut Juara 1 Olimpiade Sains Nasional

Manfaatkan Mikroalga Jadi Sumber Listrik

SURABAYA ndash; Bukan hanya bahan bakar minyak yang dicari alternatifnya. Energi listrik pun menuju ke arah yang sama. Misalnya, yang dilakukan tiga mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) ini.

Yoanes Maria Vianney, Go Melisa Gunawan, dan Yoko Brigitte Wang mengembangkan energi listrik dengan memanfaatkan makhluk hidup. Yang digunakan adalah nannochloropsis oculata atau semacam alga berukuran kecil (mikroalga).

Mereka meneliti mikroalga yang kemudian direaksikan hingga meng hasilkan energi listrik. Yoannes me nyatakan, dibutuhkan sebuah tempat terjadinya reaksi kimia untuk menghasilkan listrik. Tempat yang cocok adalah karbon di sisi katoda. Reaksi kimia tersebut akan cepat habis jika terus-menerus digunakan. Seperti halnya baterai.

Untuk menghasilkan energi listrik, dibutuhkan oksigen yang tersedia secara berkelanjutan. ‘Namun, bia sanya reaksi kimia cepat habis kalau oksigen juga tidak ada,’ jelas mahasiswa jurusan teknobiologi tersebut. Untuk menghasilkan oksigen yang berkelanjutan, mereka pun memanfaatkan mikroalga. ‘Karena mikroalga ini banyak menghasilkan oksigen,’ ungkapnya. Dengan adanya oksigen, reaksi kimia bisa berjalan terus. ‘Jadi, listriknya bukan secara langsung, tetapi melalui rekasi antarkarbon dengan mikroalga,’ papar Yoanes.

Caranya, merendam karbon di dalam air laut yang mengandung mikroalga tersebut. ‘Syaratnya, sel alga tidak mati,’ jelasnya. Untuk membuatnya bertahan lama, mikroalga tersebut cukup diberi panas dan cahaya.

Mendapat panas yang cukup, mikroalga akan berfotosintesis. Proses itu bisa menghasilkan energi listrik. ‘Sebesar 1,6 volt,’ paparnya.

Yoanes dan timnya menuturkan, cara tersebut belum diterapkan di Indonesia. Ide itu berawal saat dirinya melihat ilmu dasar penghasil listrik dari mikroba di Eropa. ‘Beberapa negara sudah menerapkannya. Hanya, kami memanfaatkan sumber daya alam yang lebih kaya di Indo nesia ini,’ papar Yoanes.

Dia menjelaskan, mikroalga memiliki kelebihan karena laju pembelahannya sangat cepat. ‘Untuk mengembangkannya sangat mudah,’ ucapnya. Selain itu, sisanya bisa dijadikan sumber biosolar.

Atas ide tersebut, Yoanes dan tim nya mendapatkan juara satu dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015 kategori Proyek Sains tingkat regional ASEAN. Mereka berharap inovasi tersebut bisa menghasilkan energi listrik berskala besar. ‘Atau setidaknya ada bangunan mandiri sumber listrik dengan memanfaat kan mikroalga ini,’ kata Yoanes. (ara/c15/ai)

Sumber: JawaPos, 9 Des 2015

Energi Listrik Mikroalga Rebut Juara 1 Olimpiade Sains Nasional

suarasurabaya.net – Penelitian Yellow Green Microalgae – Nannochloropsis Oculata as a New Source of Electricity, atau mesin pembangkit listrik berbasis Mikroalga (Microalgae) Nannochloropsis Oculata atau sejenis plankton air laut, karya mahasiswa Ubaya berhasil merebut juara 1 Olympiade Sains Nasional.

Untuk menghasilkan listrik, perlu terjadi serangkaian reaksi reduksi Oksidasi dalam sistem sel Volta. Sel volta memanfaatkan 2 elektroda dalam larutan untuk memicu reaksi dan memanen energi listrik, yaitu Anoda untuk reaksi Oksidasi dan Katoda untuk reaksi reduksi.

Mikroalga banyak terdapat di perairan laut Indonesia, tepatnya di permukaan laut. Mikroalga diletakkan di dalam reaktor biologi dengan media air laut yang bersifat elektrolit. Reaktor yang menggunakan lempengan elektroda memicu reaksi penghantaran listrik oleh Mikroalga sehingga bisa digunakan sebagai energi listrik. Oksigen yang dihasilkan Mikroalga saat berfotosintesis dikonversi secara kimia menjadi listrik.

Energi listrik menggunakan Nannochloropsis Oculata dalam katoda sel Volta merupakan suatu tipe energi yang baru, kontinu dan bersih. Ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan Nannochloropsis Oculata.

Dari reaksi fotosintesisnya sendiri, bisa disimpulkan Nannochloropsis Oculata membantu mengurangi CO2 lingkungan. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa reaksi pada Katoda menghasilkan produk berupa H2O (air) yang jelas sama sekali tidak berbahaya.

Bioreaktor kontinu digunakan hanya pada saat membutuhkan masukan berupa air laut sebagai media tumbuh dengan keluaran berupa air laut dan beberapa Nannochloropsis Oculata untuk menjaga volum reaktornya. Keluaran berupa Nannochloropsis Oculata ini masih hidup dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biosolar.

Penelitian ini dilakukan oleh Yoanes Maria Vianney, Go Melisa Gunawan, dan Yoko Brigitte Wang, ketiganya adalah mahasiswa Fakultas Teknobiologi Ubaya (Universitas Surabaya).

‘Listrik yang dihasilkan 1,5 sampai 1,6 volt. Penelitian ini kurang lebih 2 bulan, paling sulit membuat prototipe dan menyadari bahwa masih banyak celah yang dapat ditingkatkan, terutama dalam menciptakan reaktor sel Volta yang efisien,’ kata Go Melisa Gunawan pada suarasurabaya.net, Selasa (8/12/2015).(tok/ipg)

Sumber: SuaraSurabaya.Net