Kenakan Gaun Ikon Surabaya
SURABAYA ndash; Program pertukaran mahasiswa tidak melulu bidang budaya maupun bahasa. Tujuh mahasiswa Mahidol University Thailand ini menjadi model dadakan. Mereka lenggak-lenggok bak peragawati dengan mengenakan baju hasil karya tujuh tim mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) kemarin (26/6).
‘Terlihat sangat apik, ini bentuk pertukaran budaya lewat seni berbusana,’ ungkap Guguh Sujatmiko, dosen pembimbing mata kuliah rupa dasar Fakultas Industri Kreatif Ubaya. Busana yang digunakan tujuh mahasiswa asing itu memiliki tema yang berhubungan dengan Kota Surabaya. ‘Ada tema Tanjung Perak, Taman Remaja Surabaya (THR), Green City, Sakura di Surabaya, Monumen Kapal Selam, Bambu Runcing, dan Hutan Mangrove. Semua ikon Surabaya,’ ujarnya.
Dia menyatakan, acara tersebut merupakan farewell party untuk mahasiswa Thailand yang sudah sebulan ini mengikuti Summer Program di Ubaya. ‘Ada 10 mahasiswa yang ikut Summer Program. Namun, hanya tujuh yang jadi model. Tiga lainnya laki-laki,’ terangnya.
Salah seorang desainer adalah Salsabila Chatib. Dia membuat busana bernama Sakurabaya. Yaitu, Sakura di Surabaya. Jadi, dalam gaun itu, ada motif seperti bunga sakura. ‘Saya juga menggunakan lampu supaya gemerlapan. Biar semakin terlihat unik dan cantik,’ jelas mahasiswa semester II tersebut. (dha/dna/c20/ai)
Sumber: JawaPos, 27 Juni 2015
Busana Bahan Bekas Pakai Dikenakan Mahasiswa Thailand
suarasurabaya.net – Mulai dari tutup botol bekas, botol plastik, serta bahan bekas lainnya, dikreasikan mahasiswa Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya) menjadi aneka model pakaian dan diperagakan para mahasiswa asal Mahidol University Thailand.
Sekurangnya 7 busana karya para mahasiswa tersebut secara khusus bertema: Surabaya. Busana-busana tersebut merupakan tugas dari mata kuliah Rupa Dasar.
‘Kami sengaja memberikan bahan untuk dibuat busana kepada para mahasiswa semester dua, agar mereka dapat mengeksplor bahan-bahan tersebut sehingga menjadi sebuah karya,’ ujar Guguh Sujatmiko M.Ds, pengajar mata kuliah Rupa Dasar.
Tema Surabaya sengaja dipilih agar mahasiswa FIK mencari dan menemukan kekhasan serta keunikan yang melegenda di kota Surabaya tempat menimba ilmu.
Sehingga muncullah model busana Mangrove, Bamboo on Fire, Sakuarabaya, Surabaya green and clean, Surabaya go green, Taman Remaja dan Monkasel. Butuh waktu sekurangnya dua bulan untuk menggarap masing-masing busana itu.
Dengan memanfaatkan bahan bekas pakai seperti tutup botol,botol, karet maket, kepingan dvd, kayu rotan, kertas, kain, dan kawat, mahasiswa mampu menyulap menjadi busana yang memiliki nilai estetis.
Penuh percaya diri, para mahasiswa Mahidol University Thailand dengan busana-busana berbahan bekas pakai itu berpose di depan kamera para mahasiswa maupun para jurnalis yang melakukan reportase.(tok/ipg)
Sumber: SuaraSurabaya.Net
Lucunya Mahasiswi Thailand Peragakan Baju Kertas di Kampus Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA – Ada yang unik dari mahasiswa pertukaran pelajar di Kampus Universitas Surabaya (Ubaya) Kampus Trenggilis.
Sebanyak 10 mahasiswa pertukaran pelajar dari Mahidol University Thailand di sana memakai busana bertema Surabaya yang terbuat dari berbagai bahan.
Terlihat di halaman selasar Gedung Fakultas Farmasi Ubaya Kampus Trenggilis, mahasiswa yang tergabung dalam Summer Program tahun 2015 ini, berlenggak-lenggok bagaikan model papan atas, Kamis (26/6/2015).
Mereka adalah Fonthip Thongsombutpanitch, Areerat Chunhacha, Chadatip Pattarapiboonpong, Sitanan Chityam, Suchananan Chokesinlapasart, Waralee Asanawittaya, Piriyaporn Puttanapitak, Athirat Wongbunmak, Athip Trakoolwongsa, dan Visarut Saifah.
Busana yang digunakan oleh mahasiswa pertukaran pelajar ini buatan mahasiswa Fakultas Industri Kreatif. Setidaknya ada tujuh pakaian yang menggambarkan ciri khas kota Surabaya. Di antaranya, ‘Sakurabaya’ yang artinya Sakura dari Surabaya. Pakaian buatan dari Salsabila dkk ini berhasil menyulap mahasiswa asal Thailad menjadi ratu pakaian.
“Kami mengambil tema bunga sakura yang ada di Surabaya. Karena jarang dan cantihk juga apabila dijadikan tema pakaian,” terang Salsabila Chatib. Bahan busana Sakurabaya ini terdiri dari spon eva, gambas, tali kur, kain tilo, lampu bertenaga baterai.
Tak hanya pakaian saja yang mereka buat, tapi juga sepatu peragawan. Sepatu yang dibuat dihiasi bubur kertas koran yang dikeringkan dan berhiaskan cat. Pakaian ini pun menghabiskan dana tak sedikit. “Biayanya kurang dari 1 jutaan lah. Dan kami mengerjakan dalam waktu dua pekan,” imbuh mahasiswa semester dua ini.
Sumber: https://surabaya.tribunnews.com