Ekspor Bisa Digenjot, Impor Digantikan Bahan Substitusi Lokal fadjar December 18, 2014

Ekspor Bisa Digenjot, Impor Digantikan Bahan Substitusi Lokal

DOSEN Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya), Firman Rosjadi Djoemadi, mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) disebabkan oleh tiga hal. Yang pertama, membaiknya fundamental ekonomi Amerika Serikat (AS) sebagai episentrum perekonomian global.

‘AS akan mendapatkan tambahan dana akibat membaiknya ekonomi sejak kuartal kedua tahun ini. Dampaknya, The Fed (Bank Sentral AS, Red) berencana untuk menaikkan suku bunga. Otomatis semua dana di pasar global akan tertarik ke Amerika, baik langsung maupun tidak,’ terangnya di Surabaya, kemarin (17/12).

Yang kedua, kata dia, banyak perusahaan swasta yang berbelanja dolar AS untuk membayar utang luar negerinya menjelang tutup tahun. Hal ini menyebabkan utang swasta di luar negeri meningkat. Jumlahnya diperkirakan mencapai USD 153 miliar lebih tinggi jika dibandingkan dengan utang pemerintah yang ditaksir sebesar USD 150 miliar.

‘Ini karena banyak perusahaan swasta yang memiliki utang luar negeri, tetapi tidak di-hedging (lindung nilai, Red). Padahal, hedging itu anjuran dari pemerintah,’ tegasnya. Yang ketiga, menurut Firman, adanya sentimen yang dilakukan oleh para spekulan, meski kemungkinannya tidak terlalu besar.

Hal tersebut juga diamini oleh Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Rudi Purwono. Namun, dia lebih menyoroti aksi spekulan yang tidak pernah memperhatikan dampak dan nasib jutaan rakyat yang membutuhkan hidup layak.

‘Yang paling berbahaya aksi spekulan ini. Meski faktor itu kemungkinan kecil, saya berharap spekulan bisa menghentikan aksinya,’ terangnya.

Meski demikian, keduanya memandang pelemahan rupiah terhadap dolar AS memiliki nilai plus. Nilai plus adalah kegiatan ekspor yang bisa diperkuat. Sebab, dolar di pasar global sedang bagus. ‘Tapi, itu harus didukung dengan competitivness product yang memadai,’ lanjut Rudi yang juga konsultan ekonomi Pemprov Jatim.

Dampak positif lain, saat ini banyak industri di Jatim yang bahan bakunya bergantung impor hingga 80 persen. Akibat dari depresiasi rupiah, industri di Jatim bisa didorong untuk menciptakan bahan baku penolong sebagai pengganti bahan baku yang bersumber dari impor.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke Surabaya, tadi malam, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menegaskan bahwa perekonomian Indonesia tidak berkaitan dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini. ‘Ekonomi kita lebih bagus dari sebelumnya,’ tandas Kalla.

Menurut dia, dalam rapat kabinet terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah menteri kabinet kerja, dibahas tentang pelemahan nilai tukar rupiah dan APBN. Dia menyimpulkan bahwa pelemahan rupiah terjadi bukan karena kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk. (rif/mna/jan/c2/jay)

Sumber: Radar Surabaya