Gus Ipul : ISIS Tidak Boleh Ada di Jawa Timur fadjar August 20, 2014

Gus Ipul : ISIS Tidak Boleh Ada di Jawa Timur

Gus Ipul Bicara Tentang ISIS di Ubaya

SURYA Online, SURABAYA – Isu kekerasan dan radikalisasi yang dilakukan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) semakin santer dibicarakan di lingkungan kampus.

Untuk memberi pemahaman tentang ISIS dan Perubahan Sosial, Universitas Surabaya (Ubaya) mengundang Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, yang memaparkannya di depan para dosen mata kuliah umum di gedung serbaguna, fakultas teknik Ubaya, Selasa (19/8/2014).

Menurut Gus Ipul, munculnya ISIS itu karena ada pemahaman ayat Al Quran yang salah.

‘Al Quran kalau dipahami tidak pakai ilmu, bahaya. Membacanya beda panjang pendek huruf sudah beda arti. Untuk menerjemahkannya tidak bisa orang sembarang. Saya saja juga tak bisa dengan seenaknya menafsirkan Al Quran,’ urai Gus Ipul.

Menurutnya, ISIS itu dibentuk untuk mendirikan negara Islam di Irak dan Iran.

Karena itu dia menganggap aneh jika orang Indonesia ikut-ikutan menjadi anggota ISIS.

‘Mereka ini seolah-olah ingin membuat surga di dunia. Mereka membayangkan dunia tertib, aman dan pemimpin tunggal. Padahal itu tidak mungkin,’ katanya.

Gus Ipul tidak memungkiri keberadaan ISIS memang menyebar di Jatim. Tetapi masih relatif kondusif.

Sebagai bentuk kewaspadaan, Pemprov Jatim telah membuat peraturan gubernur (pergub) nomor 51/2014 untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Sementara itu, Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung mengatakan hampir setiap hari pihaknya mendengar berita tentang ISIS.

Karena itu dia perlu memberikan pemahaman yang sebenarnya tentang ini kepada dosen-dosennya.

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com

Gus Ipul : ISIS Tidak Boleh Ada di Jawa Timur

suarasurabaya.net – Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur yang melarang keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Selasa (19/8/2014) dihadapan civitas academica Universitas Surabaya (Ubaya), Saifullah Yusuf wakil gubernur Jawa Timur kembali menegaskan bahwa ISIS dilarang.

Sesuai SK Gubernur Jawa Timur, ISIS memang tidak boleh ada dan hadir di Jawa Timur. Oleh karena itu, kami semua bersama-sama dengan masyarakat Jawa Timur terus mengawasi dan memantau setiap gerakan yang mengarah ke kelompk-kelompok radikal itu, ujar Gus Ipul sapaan Saifullah Yusuf.

Untuk lebih cepat mendeteksi gerakan-gerakan radikal yang mungkin mulai ada, lanjut Gus Ipul, pemerintah menghmbau kepada segenap masyarakat, segera melaporkan kepada aparat keamanan jika melihat pelatihan-pelatihan atau aktifitas mencurigakan yang sifatnya tertutup.

Kalau benar akan berdakwah, ya terbuka saja. Tidak perlu tertutup atau membentuk kelompok-kelompok ekslusif. Itu akan menimbulkan kecurigaan. Dan kalau memang masyarakat melihat itu, segera laporkan ke pihak keamanan, tegas Gus Ipul.

ISIS dengan segala bentuk aktivitasnya, lanjut Gus Ipul memang tidak boleh ada di Jawa Timur. Dan SK Gubernur terkait pelarangan keberadaan ISIS, diharapkan agar masyarakat menjadi lebih waspada mengantisipasi munculnya kelompok-kelompok radikal itu, tandas Gus Ipul.

Bertempat diruang aula Fakultas Tehnik Ubaya, Gus Ipul hadir sebagai pembicara dalam diskusi: ISIS Perubahan Sosial, Selasa (19/8/2014) bersama Prof. Jonianto Parung Rektor Ubaya, dan Dr. H. Martono dosen Fakultas Hukum Ubaya. (tok/rst)

Sumber: suarasurabaya.net

Wagub Jatim Sosialisasi Larangan ISIS di Ubaya

KBRN, Surabaya : Pemerintah Provinsi Jawa Timur lakukan sosialisasi terkait Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim no 51 tahun 2014, terkait pelarangan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Salah satunya adalah memberikan himbauan dan pemahaman mengenai faham ISIS, sehingga dilarang oleh Negara, kepada Civitas Academika di kampus Universitas Surabaya (Ubaya), hari ini Selasa (19/8/2014).

Mengenai sosialisasi di dalam kampus, Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur menjelaskan, jika hal itu sebagai langkah antisipasi. Namun Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf tidak menyebut jika kampus menjadi salah satu tempat munculnya bibit bibit organisasi separatis.

‘Sampai sekarang kondusif. Kalau menyangkut adanya tempat tempat gerakan, dan kemudian masuk kampus segala macam, masih dalam urusan polisi, aparat terkait,’ ungkapnya saat sosialisasi di kampus Ubaya, Selasa (19/8/2014).

Untuk menghindari adanya gerakan gerakan yang mencurigakan, Wagub meminta kepada seluruh elemen masyarakat yang hendak melaksanakan perkumpulan, atau membentuk kelompok pengajian atau apapun, dilaksanakan secara terbuka.

‘Tapi yang jelas, kita ingin gerakan gerakan atau Dakwah itu terbuka, tidak melakukan dakwah itu secara tertutup. Kalau ada masjid, ya masjidnya dibuka,’ imbuhnya.

Gerakan ISIS tidak diperbolehkan berada di Indonesia, karena dianggap telah bertentangan dengan Pancasila dan mengancam keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI). Paska dikeluarkannya Pergub no 51 yang ditanda tangani Gubernur Jatim Soekarwo pada 12 Agustus tersebut, kini pemerintah daerah gencar melakukan sosialisasi. (Anik/HF)

Sumber: https://www.rri.co.id