Mahasiswi Ubaya Rancang Tas dari Pelepah Palem fadjar August 13, 2014

Mahasiswi Ubaya Rancang Tas dari Pelepah Palem

Karya Mahasiswa Ubaya
Tas Unik dari Pelepah Pohon Palem

SURYA Online, SURABAYA – Tas wanita berbahan eceng gondok atau pelepah pisang sudah umum di pasaran. Tetapi tas dari pelepah pohon palem kali pertama dibuat Maureen Florencia Dharmawan, mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Surabaya (Ubaya). Tas pelepah pohon palem bautan Maureen terlihat eksotis dan natural.

Pelepah pohon palem selama ini hanya dianggap sampah. Bentuknya yang besar dan kasar membuatnya sulit dibersihkan. Anggapan itu awalnya juga dirasakan Maureen. Bahkan dia sering dibuat gemas melihat pelepah-pelepah palem ini sering mengotori halamannya. Tetapi diam-diam gadis berkulit kuning langsat ini mengamatinya.

”Ternyata pelepah palem ini punya tekstur garis-garis vertikal yang bagus. Warnanya pun menarik,”kata Maureen saat ditemui di kampusnya, Selasa (12/8/2014).

Maureen pun mencari referensi tentang pohon palem. Ternyata pohom palem yang memiliki nama latin Arecaceae ini memiliki berbagai jenis, seperti palem raja, puteri dan ekor tupai. Dia pun mulai mengumpulkan jenis-jenis pelepah itu.

Ada yang menarik saat dia berburu pelepah palem. Karena di rumahnya hanya ada palem puteri, dia pun meminta tolong pasukan kuning yang ada di Jalan Kendangsari untuk menyimpan pelepah palem yang akan runtuh. Dia tak segan merogoh koceknya untuk mendapatkannya.

Pelepah-pelepah yang terkumpul itu pun diamati warna dan teksturnya. Palem putri yang banyak tumbuh di halaman rumahnya memiliki warna coklat agak kemerahan. Sementara palem raja pelepahnya lebih besar dan warnanya coklat muda dan palem ekor tupai bagian dalamnya berwarna coklat agak kekuningan.

Tiga warna ini dinilai belum maksimal untuk membuat kerajinan tangan. Maureen lalu membuat eksperimen dengan merendamnya dengan cuka atau memasaknya. ”Ternyata warnanya tetap tidak berubah,”aku alumnus SMA Kr Petra 5 Surabaya.

Cukup lama Maureen bereksperimen hingga akhirnya didapat cara untuk membuat pelepah palem raja lebih putih dia merendamnya dalam pemutih pakaian selama sehari. Sementara untuk membuat pelepah palem putri lebih gelap dia rendam dengan natrium hidroksida (NaOH). Sedangkan warna alami dari palem ekor tupai dinilai sudah cukup bagus sehingga tidak perlu diberi perlakuan.

Setelah mendapat tiga warna pelepah, Maureen melanjutkannya dengan membuat motif tas menggunakan kertas karton 2 mm. Dia terinspirasi dari ArtDeco untuk membuat desain berunsur geometri.

Ada tiga jenis tas yang dibuat, yakni Clutch yang diberi nama Clurcy bag dengan desain rantai sebagai handle nya, Lalu tas tablet yang diberi nama tabby dengan desain lebih besat dan terdapat tempat menyimpan tab maksimal 8 inci. Terakhir, tas jinjing bernama Lola bag dengan desain paling besar dan bergaya serut sebagai pembuka bagian dalamnya.

”Satu tas ini saya buat sekitar dua minggu,”kata bungsu dari dua bersaudara yang tinggal di kawasan Kendangsari, Surabaya.

Dari beragam proses yang dialami, paling lama saat eksperimen warna pelepah palem serta menyusunnya dalam pola yang sudah dibuatnya. ”Pelepahnya kalau kering agak menyusut, jadi potongan-potongannya tidak pas dengan pola, nanti akan jelek,”urainya.

Maureen optimis produknya ini bisa diterima pasar karena masih baru, eksotik dan natural. Hanya saja, dia masih perlu menyempurnakan dengan mencoba mencari desain lain yang terkesan lebih santai.

”Banyak yang meminta tasnya tidak terlalu kaku. Jadi, saat ini saya sedang mencari bahan-bahan yang lebih elastis dan bisa ditempeli pelepah palem,”katanya.

Wyna Herdiana, dosen pembimbing tugas akhir mengatakan, karena tas ini dibuat dengan tangan sehingga kurang rapi. ”Bagi adik tingkat yang ingin mengolah lebih lanjut bahan palem saya sarankan untuk pemotongan menggunakan mesin pemotong sederhana agar hasilnya bisa sama besar,”katanya.
Penulis: Musahadah
Editor: Parmin

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com

Mahasiswi Ubaya Rancang Tas dari Pelepah Palem
12 Agst 2014 20:36:19| Pendidikan/Pesantren | Penulis : Edy M Yakub

Surabaya (Antara Jatim) – Mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya), Maureen Florencia Dharmawan, merancang tas dari pelepah palem, karena tertarik dengan pohon palem yang ada di rumahnya dan tertantang dengan tugas akhir (TA) dari dosennya.

‘Di rumah ada tujuh pohon palem jenis palem putri, tapi dua pohon di antaranya sudah ditebang ayah saya, karena itu saya akhirnya suka dengan tekstur palem, bahkan saya pernah menunggu sampai pelepahnya rontok pada jam 02.00 WIB,’ katanya di kampus setempat, Selasa.

Mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk pada Fakultas Industri Kreatif Ubaya itu menjelaskan jenis pohon palem yang paling mudah ditemui ada tiga jenis yakni palem putri, palem raja, dan palem ekor tupai.

‘Pelepah palem putri itu cokelat agak kemerahan, sedangkan palem raja itu berukuran lebih besar dan warnanya cokelat agak putih. Kalau palem ekor tupai itu cokelat agak kekuningan. Ketiganya saya pakai untuk membuat tas,’ katanya.

Namun, ia memaksimalkan warna putih dari palem raja dengan direndam pemutih selama 1-2 hari hingga menjadi cokelat matang, sehingga ada tiga pilihan warna pelepah palem yakni putih, cokelat, dan cokelat matang.

‘Untuk membuat tas, saya membuat pola terlebih dulu, lalu potongan pola itu ditempelkan ke pelepah palem yang dikehendaki dengan lem kayu. Setelah itu, pola digunting dan pelepah yang sudah dipotong sesuai pola itu akhirnya dilem pada karton berukuran 2 mili,’ katanya.

Menurut alumni SMA Kristen Petra 5 Surabaya itu, pola yang sudah terpotong itu pun direkat dengan lem untuk menjadi beberapa model tas. ‘Ada yang dilapisi kulit sepatu dan diberi jahitan resleting, tapi proses menjahit itu tidak saya lakukan sendiri,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com

Mahasiswi Ubaya Sulap Pelepah Palem Jadi Tas

Surabaya (beritajatim.com) – Kebanyakan orang menganggap pelepah pohon palem hanyalah sampah. Namun tidak bagi Maureen Florencia Dharmawan. Pelepah yang berserakan di halaman rumahnya itu justru disulap menjadi tas cantik dan unik bernama Areca.

Kata mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Surabaya (Ubaya) ini, Areca diambil dari istilah botani family palem (Arecaceae). Konsepnya pun terinspirasi dari ArtDeco yaitu desain berunsur geometri.

‘Setelah saya amati, ia memiliki tekstur garis-garis vertikal yang bagus. Warna cokelatnya juga bagus. Daripada dibuang sayang, akhirnya saya buat eksperimen,’ ungkapnya kepada beritajatim.com.

Selama tiga minggu, gadis kelahiran Kota Pahlawan ini mencoba mengeksperimen tiga jenis pelepah palem yakni palem raja, palem puteri, dan palem ekor tupai. Menurut dia, ketiga palem yang tumbuh subur di negara tropis ini memiliki jenis dominasi warna yang bervariasi.

Palem raja memiliki pelepah yang lebih besar dan warna kecoklatan yang cenderung agak putih. Pelepah palem puteri berwarna kecoklatan yang pekat, sedangkan pelepah palem ekor tupai berwarna coklat kekuningan.

Dari situlah, Maureen berinisiatif memanfaatkan pelepah palem sebagai bahan dasar untuk membuat tas. Dengan bahan pendukung lain seperti karton, kain, lem epoksi, dan kulit. Bahan-bahan pendukung ini didesain sedemikian rupa hingga saling menyatu membentuk tas yang berkesan natural, eksotis, edgy, dan bertekstur garis-garis keras. Namun tetap mempertahankan kealamiannya. ‘Sebagaimana karakter pelepah palem itu sendiri,’ jelasnya.

Dalam waktu tujuh hingga 15 hari, Maureen bisa merampungkan pembuatan tas sebagai tugas akhir skripsinya. Dengan mendesainnya sebagai bagian dari produk lifestyle, tas buatannya diperuntukkan bagi kalangan wanita berusia 20-30 tahun. Sementara dibuat menjadi tiga jenis yaitu ‘clutch bag’ dengan rantai sebagai handle, tas tablet dengan desain lebih besar dan tas jinjing dengan desain bergaya serut sebagai pembuka bagian dalamnya.

Kedepan, ia berharap bisa memproduksi Tas Areca secara massal. Tetapi ia meyakini bahwa karyanya belum 100 persen sempurna. ‘Ada tantangan untuk itu. Karena banyak yang merespon bagus, tapi memang perlu finishing yang lebih halus jika di produksi massal,’ jawabnya.[faf/kun]

Sumber: https://beritajatim.com