Mahasiswa Ubaya Ciptakan Obat Berbentuk ‘Oral Film’ fadjar January 28, 2014

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Obat Berbentuk ‘Oral Film’

Obat Oral Film dari Ubaya

SURYA Online, SURABAYA ndash; Dua mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Evelyn Natassya dan Christopher Oliver menjadi peneliti pertama Indonesia yang berhasil menciptakan obat berbentuk oral film atau lapisan tipis yang akan habis jika terkena air liur.

“Sebelumnya ada permen yang berbentuk oral film seperti ini. Tetapi untuk obat belum pernah ada,” kata Evelyn ditemui di kampusnya, Senin (27/1/2014).

Untuk menciptakan obat ini, Evelyn dan Christopher harus ke Jerman mulai Juli ndash; Oktober 2013 untuk melakukan riset di University Of Technology Dresden. “Kami memilih Jerman karena Ubaya bekerja sama dengan University Of Technology Dresden. Selain itu fasilitas laboratorium disana juga representative untuk meneliti oral film,” aku alumni SMA Cita Hati Surabaya itu.

Menariknya, salah satu bahan obatnya dari ekstrak tanaman meniran yang banyak tumbuh liar di pekarangan rumah. “Tanaman meniran ini memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” terang Evelyn.

Tanaman meniran ini diekstraksi diambil cairannya. Selanjutnya ekstraksi meniran dicampurkan dengan bahan obat lain. Dalam pembutannya, Evelytn dan Christopher memiliki langkah yang berbeda. Christopher menggunakan solvent casing method, yang bahan-bahannya terdiri dari polymer, plastik cizer, pemanis, flavour dan pengawet.

Bahan-bahan tersebut lalu dicampur semua, termasuk ekstrak meniran kemudian di tuangkan dalam cawan petri sebanyal 6 ml dan dioven selama satu jam dalam suhu 90 derajat celcius. “Setelah kering dipotong-potong dengan luas 2 x 2 cm dan berat 58 mg. Dan siap dikonsumsi,” terang putra pasangan Wijanto-Agustin yang berencana melanjutkan Program Master di Jerman.

Sementara Evelyn menggunakan metode self initiated photography and photopolymerization yang membutuhkan sinar ultraviolet (UV). Dalam prakteknya polymer cair diberi energi dari sinar lampu ultraviolet hingga cairannya sedikit kental. Polymer kental ini lalu dituang dalam wadah dan dicampur dengan ekstrak meniran.

Setelah itu dimasukkan oven hingga kering kemudian dipotong-potong dengan ukuran 2 x 2 cm. Oral film ciptaan Evelyn sedikit tebal menyerupai jelly, sementara buatan Christopher berbentuk lembaran tipis.

“Metode yang saya pakai belum pernah diterapkan untuk pembuatan oral film. Ini juga hasil diskusi dengan profesor Jerman,” kata Evelyn yang lulus dalam waktu 3,5 tahun.

Sementara Evelyn menggunakan metode self initiated photography and photopolymerization yang membutuhkan sinar ultraviolet (UV). Dalam prakteknya polymer cair diberi energi dari sinar lampu ultraviolet hingga cairannya sedikit kental. Polymer kental ini lalu dituang dalam wadah dan dicampur dengan ekstrak meniran.

Setelah itu dimasukkan oven hingga kering kemudian dipotong-potong dengan ukuran 2 x 2 cm. Oral film ciptaan Evelyn sedikit tebal menyerupai jelly, sementara buatan Christopher berbentuk lembaran tipis.

“Metode yang saya pakai belum pernah diterapkan untuk pembuatan oral film. Ini juga hasil diskusi dengan profesor Jerman,” kata Evelyn yang lulus dalam waktu 3,5 tahun.

Diakui Evelyn dan Christopher, oral film buatan mereka masih membutuhkan penyempurnaan dan penelitian-penelitian lanjutan untuk bisa menjadi produk massal. “Sebelum dipublish harus ada proses uji coba ke hewan, manusia dan uji toksin. Saya berharap penelitian ini dilanjutkan adik tingkat agar lebih sempurna,” katanya.

R.R. Christina Avanti, dosen pembimbing mengatakan, oral film yang dihasilkan dua mahasiswa ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat stabilitas di daerah tropis dengan kelembapan nisbi tinggi seperti di Indonesia.

Menurut Christina, peluang untuk dijadikan produk masal sangat terbuka karena dalam pembuatannya pihaknya juga bekerjasama dengan salah satu industri farmasi di Indonesia. “Tetapi ini masih memerlukan proses lebih lanjut terkait warna, rasa dan metode manufacture yang lebih bagus,” tegasnya.

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com

Dua Mahasiswa Membuat Obat Bentuk Lembaran Plastik

suarasurabaya.net – Evelyn Natassya dan Christopher Oliver, dua mahasiswa Farmasi Ubaya yang berhasil membuat obat berbentuk oral film atau berbentuk lembaran plastik, yang fungsinya sebagai obat.

Karya tugas akhir obat oral film adalah obat berbentuk lapisan yang bisa habis jika terkena air liur, dan belum pernah diproduksi di Indonesia. Berawal dari ide membuat formula obat untuk penderita yang susah mengkonsumsi obat dengan cara diminum. Kemudian terinspirasi dari permen yang berbentuk oral film.

Tidak tanggung tanggung alumni SMAK St Louis 1 dan SMA Cita Hati ini kemudian bertolak ke Jerman sejak bulan Juli hingga bulan Oktober 2013 lalu dalam rangka melakukan riset.

Bahan baku yang digunakan adalah ekstrak cair dari tanaman Meniran. Ekstrak dibawa langsung dari Indonesia kemudian diteliti sampai menjadi produk oral film. University Of Technology Dresden tempat Evelyn dan Christopher melakukan penelitian.

“Kami memilih melakukannya di Jerman karena Ubaya bekerja sama dengan University Of Technology Dresden kemudian fasilitas laboratorium yang representative untuk meneliti oral film,’ kata Evelyn pada suarasurabaya.net, Senin (27/1/2014).

Obat oral film karya mahasiswa Farmasi ini dibuat untuk anak anak yang susah mengkonsumsi obat minum. Sehingga dipilihlah tanaman Meniran (phyllanthus, latin) sebagai bahan baku karena mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Tanaman Meniran ini mudah sekali didapat karena tumbuh liar di sekitaran rumah karena tergolong tumbuhan semak.

Evelyn dan Christopher meneliti oral film dengan bahan yang sama yaiu ekstrak cair tanaman meniran namun proses pembuatannya menggunakan metode yang berbeda. Evelyn menggunakan metode self initiated photography and photopolymerization dan dibutuhkan sinar UV untuk mengentalkan.

Dan Christopher menggunakan solvent casing method sehingga dibutuhkan pemanas seperti oven untuk mengeringkan. Hasilnya ada perbedaan bentuk output. Oral film milik Evelyn lebih kenyal seperti jelly, sedangkan oral film milik Christopher mirip seperti lapisan lembaran.

Ditegaskan Dr. Dra. R.R. Christina Avanti, M.Si.,Apt selaku pembimbing sekaligus Direktur Kerjasama Kelembagaan Ubaya, temuan dan karya tugas akhir kedua mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya ini perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut.

“Obat yang dihasilkan 2 mahasiswa ini adalah alternative bentuk produk berisi bahan material alam untuk berbagai kegunaan bagi kesehatan anak seperti meningkatkan daya tahan tubuh, napsu makan, antiseptic, tetapi masih perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat stabilitas di daerah tropis dengan kelembapan nisbi tinggi seperti di Indonesia,’ tukas Christina Avanti, Senin (27/1/2014).(tok/ipg)

Sumber: kelanakota.suarasurabaya.net

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Obat Berbentuk ‘Oral Film’

Surabaya (Antara Jatim) – Dua mahasiswa Jurusan Farmasi Universitas Surabaya, yakni Evelyn Natassya dan Christopher Oliver, menciptakan obat berbentuk ‘oral film’ mirip permen yang belum pernah ada di pasaran.

‘Obat yang ada selama ini berbentuk pil atau kapsul yang terasa pahit dan susah ditelan, sehingga anak-anak pun malas minum obat,’ kata Christopher Oliver didampingi rekannya Evelyn Natassya di kampus setempat, Senin.

Ia menjelaskan obat berbentuk lembaran plastik yang mirip permen tapi pipih itu bisa dikonsumsi dengan dikunyah yang langsung larut dalam lima detik atau langsung habis jika terkena air liur.

‘Awalnya, kami ingin membuat formula obat untuk penderita yang susah mengonsumsi obat dengan cara diminum, lalu kami terinspirasi dari permen yang berbentuk oral film. Kami mewujudkan ide itu dengan melakukan riset di Jerman,’ katanya.

Alumni SMA Cita Hati dan SMAK St Louis 1 itu bertolak ke Jerman sejak Juli iquest; Oktober 2013 dengan membawa bahan baku berup ekstrak cair dari tanaman meniran (phyllanthus). Ekstrak dari Indonesia itu diteliti di Jerman sampai menjadi produk oral film.

‘Kami melakukan riset di University Of Technology Dresden, karena Ubaya memang sudah memiliki kerja sama dengan universitas yang memiliki fasilitas laboratorium yang representatif untuk meneliti oral film,’ katanya.

Menurut dia, pihaknya memilih tanaman meniran, karena mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan tanaman meniran juga mudah sekali didapat karena tumbuh liar di sekitaran rumah atau meniran tergolong tumbuhan semak.

‘Meski bahan kami sama yaitu ekstrak cair tanaman meniran, namun proses pembuatan ciptaan saya dengan dia berbeda, karena kami memang menggunakan metode yang berbeda,’ kata Evelyn.

Evelyn menyebut metode yang digunakan rekannya Christopher lebih sederhana yakni ekstrak cair Meniran dicampur polimer dan cairan tertentu serta 100 miligram gula, lalu dikeringkan dengan ‘oven’, maka sudah jadi dalam bentuk agak kental dan tinggal dipotong tipis.

‘Kalau saya menggunakan metode self initiated photography and photopolymerization (SIPGP) dengan disinari dengan sinar UV selama 5-7 jam untuk mengentalkan. Hasilnya juga beda, obat yang saya buat lebih kenyal seperti jelly, sedangkan oral film milik Christopher mirip seperti lapisan lembaran,’ katanya.

Ditanya rencana lebih jauh untuk memproduksi secara massal dan mengurus hak paten, ia mengatakan pihaknya belum mengarah ke sana, karena pihaknya fokus untuk melanjutkan studi ke pascasarjana.

‘Tapi, dosen pembimbing kami di Jerman yakni Prof Rainer Jordan berencana melanjutkan hasil penelitian kami, sedangkan kami masih fokus ke studi lanjut,’ katanya.

Menanggapi inovasi mahasiswanya, Direktur Kerjasama Kelembagaan Ubara Dr dra R.R. Christina Avanti MSi Apt menilai oral film yang dihasilkan dua mahasiswa itu merupakan alternatif produk berisi bahan material alam untuk berbagai kegunaan bagi kesehatan anak seperti meningkatkan daya tahan tubuh, napsu makan, antiseptic, dan sebagainya.

‘Tapi, penelitian perlu dilanjutkan untuk melihatstabilitas di daerah tropis dengan kelembaban nisbi tinggi seperti di Indonesia,’ kata dosen pembimbing itu. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com