Dewi Hughes pun Ingin Menangis Saat Menyaksikan fadjar March 14, 2013

Dewi Hughes pun Ingin Menangis Saat Menyaksikan

Demam ajang pencarian bakat ternyata juga merambah ke kampus Universitas Surabaya (Ubaya). Dalam rangka Dies Natalis ke-45, kampus yang berlokasi di Jalan Tenggilis, Surabaya ini menggelar Ubaya’s Got Talent atu pemilihan bakat dari Ubaya.

Tak berbeda dengan ajang pencarian bakat di televise, di Ubaya’s Got Talent ini setiap peserta yang tampil juga mendapat komentar. Tidak main-main, salah satu komentator acara ini adalah artis dan presenter kenamaan, Dewi Hughes.
Sedangkan pesertanya tak hanya mahasiswa dan dosen, tapi juga pegawai. Mereka tampil tak kalah hebohnyadengan mahasiswa. Seperti yang ditunjukkan 10 orang pegawai koperasi karyawan.
Dengan memakai kostum cowboy lengkap dengan topinya, 10 pegawai ini dengan lincahnya menari Gangnam Style.
Pegawai yang badannya tak langsing lagi ini dengan lincahnya menari, meski degan nafas ngos-ngosan.
Tepukan dan terikan keras dari ratusan penonton mewarnai penampilan mereka. “ini adalah penampilan entertainment yang polos. Lihat wajah-wajah mereka begitu polos, cuma ngikuti yang di depan. Saya salut dengan stamina mereka yang kuat meski harus lompat dan berjoget,” komentar Hughes, Sabtu (9/3).
“Mereka juga mampu memahami mood, karena menari Gangnam Style dengan musik keras. Kalau musiknya lambat, pasti mood-nya gak bagus. Saya salut. Bagus,” imbuh Hughes yang tampil dengan atasan kuning dipadu penutup kepala warna senada.
Sementara itu, semakin siang, suasana Ubaya’s Got Talent semakin meriah. Penampilan 16 mahasiswa dan seorang karyawan dari Fakultas Industri Kreatif (FIK) membuat suasana di sekitar fakultas teknik, tempat diselenggarakannya acara semakin bersemangat.
Di awal tampilannya mereka mereka menyajikan musik dengan dua vokalis. Tak banyak tepuk tangan diberikan saat itu. Namun ketika musik berhenti dan salah satu peserta berseru “FIK presented” kehebohan baru terjadi. Ke-16 mahasiswa ini langsung meminta penonton mengalihkan pandangan ke sisi kanan. Di sana mereka sudah siap dengan puzzle art. Mereka pun menari diiringi musik menghentak. Di sela-sela tariannya mereka membuat formasi susuai sisi-sisi puzzle.
Di formasi terakhir, mereka memberikan kado besar berisi kue ulang tahun. “Saya kasih stand up applause buat kalian,” kata Dewi Hughes.
“Ternyata bakat-bakat di Surabaya tidak kalah dengan Bandung, Yogyakarta, atau Jakarta. Saya pengen nangis tadi litanya. Gak alah Ubaya bikin fakultas baru. Itu namanya kehidupan bagus,” pujinya.
Kumara, dosen sekaligus komentator juga memberikan pujian atas penampilan anak didiknya. “Papa bangga sama kamu,” katanya diikuti tepukan meriah penonton.
Vella, Virlia, mahasiswa FIK yang ikut tampil mengaku hanya dua hari mempersiapkan penampilannya. Dia sengaja mengikutkan karyawan karena ini untuk ultah Ubaya, bukan acara mahasiswa.”Kami memang ingin membuat suasana ramai dan bersemangat,” katanya. (musahadah)
Harian Surya
Minggu, 10 Maret 2013