Teknologi Tepat Guna, Solusi Water Treatment di UTC fadjar January 28, 2013

Teknologi Tepat Guna, Solusi Water Treatment di UTC

Air adalah unsur yang tak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Ketersediaan air bersih sangat tergantung pada pengelolaan dari air tersebut. Pengelolaan air sama halnya dengan pemeliharaan air yang harus dilakukan secara teratur. Pemeliharaan air atau yang biasa disebut water treatment dilakukan untuk menjaga agar siklus aliran air tetap berjalan dengan baik sesuai dengan konsep yang telah dirancang. Dalam hal ini, Ubaya Training Center (UTC) yang terletak di Trawas, Mojokerto telah memiliki sistem water treatmentnya sendiri dan telah terlaksana dengan teratur sejak tahun 2010.

Seperti yang diketahui bahwa terdapat dua macam air limbah yaitu air limbah industri dan air limbah domestik. Air limbah yang ada di UTC termasuk jenis air limbah domestik. Air limbah domestik sendiri dibedakan menjadi dua yaitu grey water dan black water. Grey water adalah air limbah non kakus seperti air limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci sedangkan untuk air limbah kakus disebut black water. Tak hanya itu, kamar mandi di UTC juga menggunakan Ekologi Sanitasi (Ekosan) yaitu kloset yang memisahkan antara feses dan urin. Fungsi Ekosan sendiri adalah untuk memanfaatkan kembali nutrien yang ada dalam feses dan urine. Dengan pemisahan tersebut maka akan mempermudah pengolahan air.

Pengaplikasian water treatment di UTC adalah pada grey water. Pada prinsipnya pengolahan limbah tergantung dari penggunaan akhir. Pengolahan limbah di UTC bertujuan agar air dapat digunakan kembali misalnya untuk menyirami tanaman. Maka dari itu, meskipun air limbah telah terolah, nutriennya masih tetap ada yaitu nitrogen dan fosfor. Bahkan, grey water kaya akan kedua zat tersebut. Pengolahan yang demikian disebut dengan filtrasi.

Pemeliharaan dan pengolahan air tak lepas dari adanya teknologi yang menunjang. Ada teknologi yang sederhana hingga teknologi yang sudah canggih. Pada umumnya masyarakat awam lebih cenderung mengenal teknologi sederhana atau yang populer dengan sebutan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang dimaksud yakni teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Di sekitar Trawas terdapat bak penampungan air yang dekat dengan aliran sungai. Ada tiga material yang digunakan dalam tiap lapisan yang fngsinya untuk menyaring air. Lapisan paling bawah menggunakan batu kali, lapisan kedua menggunakan ijuk, dan lapisan teratas adalah pasir. Dalam proses ini tidak digunakan bahan kimia karena pada kenyataannya baku mutu air di daerah pegunungan memang sudah bagus.

Lain halnya dengan water treatment pada air sungai yang sudah tercemar limbah air rumah tangga maupun industri. Water treatment yang dilakukan membutuhkan bahan kimia sebagai koagulan, neutralizer, dan zat pembasmi kuman. Untuk mempercepat proses water treatment tersebut, pihak pengelola UTC menggunakan starter bakteri pengurai. Selain itu, starter bakteri pengurai juga berfungsi sebagai pencegah bau. Cara kerja penyaringan air tersebut adalah dengan mengurangi tekanan gravitasi aliran air di pipa melalui pembuatan semprotan agar tidak merusak konstruksi bahan penyaring.

Hasil dari water treatment sederhana tersebut menjadikan kualitas air yang mulanya tidak dapat dimanfaatkan atau bahkan beracun akhirnya bisa menjadi air minum, perikanan, dan irigasi. Lebih dari itu, kualitas air yang dihasilkan dari water treatment ini cukup bagus karena material yang tercampur hanya berupa lumpur dan bahan organik. Namun, jika air ingin dikonsumsi tetap harus dimasak terlebih dahulu. Hasil dari water treatment yang ada di UTC hanya digunakan sebagai air penyiraman. Banyaknya residu zat kimia yang sulit dinetralisir membuatnya tidak untuk diminum. Tak heran jika pengelolaan air di sana terkontrol dengan baik karena teknologi penyaringan sumber air di Trawas ini telah dilakukan lebih dari 15 tahun. (voz, nif, gk, inz/wu)