SURABAYA – Makin banyak metode untuk belajar Alquran dengan lebih mudah. Misalnya, yang kemarin (8/8) dikenalkan Lia Megasari, mahasiswi Jurusan Multimedia Universitas Surabaya (Ubaya). Dia memodifikasi metode tilawati dengan aplikasi yang dilengkapi kuis interaktif dan materi tambahan lain.
Lia mengungkapkan, pembuatan aplikasi itu didorong teman dekatnya yang berasal dari Miami, Amerika Serikat. Teman bule tersebut ingin belajar membaca Alquran. Selama ini, kata dia, teman dekatnya itu hanya membaca artinya. Tetapi, belum bisa membaca ayat-ayat dalam Alquran. ‘Dia tertarik dan ingin masuk Islam,’ katanya.
Keluhan itulah yang menginspirasi Lia. Dia lantas mencari metode yang paling cocok untuk belajar membaca Alquran. Setelah mencari ke sana ke mari, Lia memutuskan untuk memilih metode tilawati. ‘Saya rasa ini yang paling mudah dan bagus,’ tuturnya. Dia lantas mengumpulkan berbagai bahan. Diantaranya, dengan mendatangi Pesantren Alquran Nurul Falah di Jalan Ketintang Timur. Di sana, Lia mendapatkan sejumlah data untuk menyusun aplikasinya itu. Mulai buku yang terdiri atas enam jilid hingga rekaman suara untuk pelafalan pada tiap jilid tersebut. Berbekal data itu, dia menyusunnya menjadi aplikasi. ‘Tapi, ndak menyusun begitu saja,’ ujarnya. Lia harus bersusah payah untuk menulis ulang huruf hijaiah, mulai jilid pertama sampai enam. Penulisan itu membutuhkan waktu empat bulan. (jun/c7/oni)
Sumber: Jawa Pos, 9 Agustus 2012
