Bina Nusantara Jakarta Lakukan Studi Banding di Universitas Surabaya fadjar June 13, 2011

Bina Nusantara Jakarta Lakukan Studi Banding di Universitas Surabaya

Binus atau Bina Nusantara, salah satu universitas swasta yang cukup ternama di Jakarta, pada Rabu 8 Juni 2011 kemarin melakukan studi banding di kampus II Ubaya. Tetapi mengapa Binus mau datang jauhjauh mengunjungi Ubaya untuk studi banding?

Hadir dalam studi banding itu adalah Wakil Rektor IV Binus, Dr Ir Boto Simatupang MBP bersama dengan koleganya, Steven. “Ini pertama kali saya datang ke Ubaya. Saya hanya sering mendengar kualitas mengenai Ubaya itu sendiri,ungkap Steven. Ia juga bercerita mengenai salah satu mahasiswi alumni Ubaya mempunyai wawasan yang sangat luas. “Mbak Shierly, kalo tidak salah namanya, Begitu lihat anak ini luar biasa yang juga menjadi Presiden dalam suatu acara YLC. Kita langsung tanya dari alumni mana? Ternyata dari Ubaya, yang berarti pasti ada ‘sesuatu’ di Ubaya yang bisa dipelajari karena bisa menghasilkan lulusan yang luar biasa seperti anak ini, lanjut pria ramah ini.

Rombongan Binus secara khusus disambut oleh Rektor Ubaya, Prof Ir Janianto Parung MMBAT PhD dan beberapa perwakilan dari Ubaya. “Kebetulan Rektor kita dan Rektor Ubaya yang lama, pak Wibi, berteman dan saya serta pak Joni (Joniarto Parung) sama sama alumni ITB,tukas Steven mengenai alasan beliau menyempatkan untuk datang juga ke Ubaya ini.

Studi banding dalam bincangbincang di ruang rapat HI ini, bercerita banyak hal. Mulai dari awal mula Ubaya, bagaimana pengelolaan aset Ubaya, fasilitas, dan kampus yang dimiliki Ubaya, serta masih banyak hal lagi. “Bagus ini kampusnya, begitu masuk, kita bisa sempet jalanjalan, benarbenar kampus go green ini, kalo di Jakarta sih susah cari tanahnya,” canda Steven.

Banyak hal di Ubaya yang mendapat respon positif dari beliau. Diantaranya mengenai lembaga perlindungan anak, atau lembaga yang menangani kasus psikologi yang dimiliki Ubaya. “Di Jakarta belum ada seperti ini, padahal banyak orang tua yang cukup kesulitan mencari perlindungan dan informasi mengenai anaknya yang berkebutuhan kusus, seperti autis, tukasnya.

Beliau juga tertarik mengenai jumlah komunitas studi mahasiswa yang dimiliki Ubaya yang berjumlah sekitar 100 KSM dan KMM. “Ini bagus, ini adalah potensi, karena mahasiswa yang berorganisasi, pikirannya akan lebih kreatif, puji Steven. Binus pun juga mempunyai beberapa organisasi kemahasiswaan, dan diantaranya sudah bisa berdiri mandiri. “Ada 1 klub yang dimiliki Binus, mereka sudah bisa nyewa ruko, bisa mengundang pembicara terkenal, bisa nyetak majalah yang bisa dijual ke pasaran. Dan mereka membiayai sendiri setiap aktivitas mereka, tanpa perlu campuran dana dari kami, jelasnya.

Saya seneng banget bisa datang disini, mendapat sambutan yang hangat sekali dari tuan rumah, kami bisa merasakan friendship disini. Pak Joni juga sudah meluangkan waktunya menemani saya. Gedungnya bagus, luas, disini hijau, infrastrukturnya menarik, dan Hospitality nya bagus, pak Rektor pasti senang dengan hasil studi banding yang saya dapatkan disini,” kesan beliau begitu datang di kampus II Ubaya ini.

Setelah mendiskusikan banyak hal dalam waktu beberapa jam, Pak Boto sangat berharap akan pemanfaatan peluang kerja sama lebih lagi yang dimiliki Binus dan Ubaya. Peluang itu antara lain untuk saling belajar, mungkin bisa lewat riset bersama, atau juga lewat mahasiswanya. “Kita masih juga masih memiliki banyak kekurangan, kita masih perlu belajar samasama, yang penting keyakinan, kalau kita mau maju, ya ayo samasama,” tutup Boto. (vqs/wu)