Riset desain kampung dan tata kota kolaborasi DMP UBAYA dan Orange House Studio (OHS) fadjar May 4, 2011

Riset desain kampung dan tata kota kolaborasi DMP UBAYA dan Orange House Studio (OHS)

Berdasarkan atas proyek studi perkotaan dan aplikasi mata kuliah Riset Desain semester Genap 2011-2012, DMP UBAYA digandeng oleh Orange House Studio (OHS) telah melakukan penelitian kolaboratif bersama selama 3 bulan terakhir. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat pertama ini, OHS, memfungsikan risetnya sebagai ‘platform’ bagi kegiatan dan ide dari 8 dosen dan 30 mahasiswa DMP angkatan 2008, dari bidang riset desain yang berbeda (product design, visual communication design, engineering design). Dan juga pada akhir sesi, hasilnya akan dipertontonkan kepada masyarkat dalam sebuah pameran internasional. OHS akan membawa hasil mereka sampai dengan tingkat yang sangat kreatif kepada publik, dan menginformasikan / mengusulkan alternatif desain, arsitektur, seni dan media kreatif lainnya yang belum ditemukan untuk lingkungan masa depan bagi kota kita”, papar Kenta Kishi (arch/japan) , inisiator OHS.

Mata kuliah 2 sks ini didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan penelitian aplikatif yang berdampak terhadap masyarakat. Selama 3 bulan dosen dan mahasiswa DMP mengembangkan produk hasil dari riset tentang kampung di Surabaya. Belasan kampung dijadikan obyek dan wahana bagi proses pencarian masalah yang kemudian dicarikan solusi desain produknya. Output dari penelitian ini menghasilkan prototype fungsional yang merupakan pengembangan, modifikasi, inovasi dari produk eksisting. “Kami berusaha meningkatkan kualitas riset dosen dan mahasiswa sehingga layak dipamerkan dalam pameran internasional. Karya riset ini disajikan dalam tajuk “Refugees of Future Cities”, yang akan diadakan di Kampung Plampitan Surabaya, tanggal 6-8 Mei 2011. DImana hasil riset bersama akan disandingkan dengan karya riset desain OHS dan karya perupa/desainer internasional lain.

Judul riset yang dihasilkan sangat unik dan orisinil, beberapa diantaranya seperti Indonesian convivial society product design, study case of Kentongan, 3D Advertisement in kampung, Rombong War(ung), Rombong Cafeacute;. Judul dan konsep riset diciptakan dosen dan kemudian mahasiswa dimagangkan untuk menghasilkan sub judul dari platform judul utama dengan bimbingan penuh dosen yang bersangkutan. “ Saya tertarik meneliti rombong sebagai sebuah produk yang sangat mewarnai kehidupan kampung, rombong dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga lebih manufacturable dan memiliki system enjinering yang memudahkan pengoperasionalannya.” Terang Susila Chandra, dosen Teknik Manufaktur yang juga berperan dalam salah satu judul riset Dalam proses riset ini tentunya cukup menyita waktu dan tenaga mahasiswa, tetapi mahasiswa dikenalkan dengan riset bersama pihak lain dalam bentuk aplikatif. “ Bahkan saya sampai harus merevisi prototype karena kesalahan prototype maker, sempat tegang karena takut melewati deadline, tapi untungnya diterima dan bisa dipamerkan nanti”, kenang Didi Chiasidy desainer produk “motorbike cover using vynil waste material.

Orange House Studio (OHS) adalah sebuah organisasi yang didirikan pada bulan Oktober, 2010. Seorang arsitek / seniman dari Jepang dan tiga profesional lokal dosen DMP UBAYA yaitu Kumara Sadana Putra dan mahasiswa DESPRO ITS bekerjasama dalam tim ini, untuk memahami lingkungan di kota modern kita ini dan untuk mengusulkan kemungkinan masa depan dalam skala dan dimensi beragam melalui perpaduan teknik dan disiplin ilmu Desain, Arsitektur, Seni dan bidang kreatif lainnya.

Dalam riset ini, DMP OHS fokus pada ‘Kampung’ di Surabaya sebagai tempat di mana kita dapat menemukan “sumber / referensi perkotaan” untuk pengembangan (kembali) masa depan kota kita, dan OHS sedang mengembangkan proyek internasional untuk menyelidiki dan mempelajari “Kampung” selama sepuluh bulan di Surabaya sejak Agustus, 2010. Proyek ini diinisiasi oleh Kenta Kishi, yang didukung API (Asia Public Intellectual) Program dana hibah penelitian dari The Nippon Foundation.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk menghasilkan ‘Cara alternatif strategi pembangunan (kembali) perkotaan ‘untuk kota-kota di Asia pada masa depan, menggantikan konsep konvensional ‘Master Planning Development‘, melalui fieldwork di Kampung dan kolaborasi kerjasama dengan profesional dan penduduk lokal, termasuk menggandeng DMP UBAYA (kumy)