Membangun Kapasitas Perlu Proses fadjar November 15, 2010

Membangun Kapasitas Perlu Proses

Oleh: Nina Susilo

Membangun kapasitas sebuah bangsa yang mampu berkompetisi bukan perkara mudah, apalagi instan dengan hasil yang sesegera mungkin. Sebab, membentuk manusia yang tangguh, adaptif, serta memiliki kecerdasan dan keterampilan harus disiapkan melalui proses yang panjang dan berliku.

Karenanya, menurut Prof Lieke Riadi, Wakil Rektor I Universitas Surabaya, anak muda harus berpikir seperti apa masa depan yang diinginkan. Tuntutan global dan dunia bisnis ke depan juga perlu diperhatikan secara matang.

Setelah memahami tantangan masa depan, antisipasi perlu dilakukan sebagai visi. Tanpa memiliki visi, sulit untuk menjadi bangsa yang kompetitif. Generasi muda harus menyiapkan diri untuk mengantisipasinya, tapi tentu diperlukan usaha dan kerja keras serta melalui sebuah proses. Tidak ada yang instan.

Itu pula yang mendorong pengajar Jurusan Teknik Kimia ini menyiapkan Ubaya Carnival 2010 yang diselenggarakan sepanjang 10-14 November 2010 di AtriumTunjungan Plaza 3 Surabaya.

Bersama civitas akademika Ubaya, berbagai isu dikemas dengan menarik baik melalui gerai yang interaktif, permainan, maupun diskusi.

Salah satu isu yang paling kuat disampaikan adalah Triple T Revolution, yakni transportasi, telekomunikasi, dan travel. Transportasi kini berkembang pesat, tidak hanya untuk mengantarkan manusia, juga barang.

Revolusi dalam transportasi mempercepat arus barang dari produsen hingga diterima oleh konsumen. Mobilitas penduduk yang sangat cepat sekarang juga perlu diantisipasi akibatnya. Apalagi saat ini semua seperti berkejaran dengan waktu sehingga semua aktivitas membutuhkan kecepatan dan ketepatan.

Di bidang telekomunikasi, perkembangan membawa dampak baik dan buruk. Karenanya, keterampilan hidup (life skill) harus dibekalkan pada masyarakat supaya bisa menentukan hidupnya.

Demikian pula secara teknis, dikembangkan pula cara mengurangi kemungkinan dampak gelombang telekomunikasi pada kesehatan.

Di sisi industri, terutama manufaktur, semua memerlukan energi dan air. Oleh karen itu, kata ibu dua anak ini, masalah energi dan air jelas sudah di depan mata.

Kekurangan air dan masalah ketidaklayakan air akan terjadi sehingga harus benar-benar diantisipasi mulai sekarang. Penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan juga gencar dikembangkan di mana-mana.

Limbah

Sementara itu, antisipasi di bidang kesehatan bisa dilakukan dengan memprediksi penyakit-penyakit masa depan melalui analisis DNA.

Masalah dalam peradaban masyarakat kota juga akan terkait penegakan aturan, pendampingan mereka yang teraniaya, dan menjaga lingkungan supaya tidak bertambah rusak.

Pengetahuan atas masa depan dan tantangannya memudahkan setiap orang merencanakan hidupnya.

Dari sanalah, menurut dia, Ubaya Carnival memperkenalkan apa yang disiapkan kampus yang sudah berdiri sejak tahun 1960-an itu.

Sebelumnya, sekitar tahun 1996, Lieke yang peduli pada masalah lingkungan dan penanganan limbah mendirikan Pusat Studi Lingkungan. Saat itu dia baru menyelesaikan studi tentang bioproses di University of Sidney.

Manusia, mau tidak mau, bagian dari ekosistem. Karenanya, kata Lieke, lingkungan perlu dipahami. Belajar membuatnya bisa berkontribusi untuk mengembalikan kondisi lingkungan.

Menurut perempuan kelahiran Surabaya ini, semua industri semestinya sudah menghitung biaya produksi termasuk biaya pengolahan limbah.

Kenyataannya, biaya pengolahan limbah kalau dihitung perbulan, bahkan per tahun tidak besar ketimbang pendapatan. Perusahaan umumnya masih enggan menyisihkan biaya untuk mengolah limbah. Namun, tentu biaya pengolahan limbah sangat tergantung pada jenis industrinya.

”Selama industri punya mind set untuk peduli lingkungan dan masyarakat, pasti pengolahan limbah dilakukan dan tidak melihatnya sebagai beban. Tapi memang tidak pernah ada kata cukup untuk orang yang greedy (rakus),” ujar Lieke.

Beberapa waktu lalu, Lieke meneliti pengolahan limbah radikal yang tidak bisa lagi ditangani secara biologis seperti limbah tekstil dan limbah pewarna.

Pengolahan menggunakan reaksi fotoventor dengan bantuan sinar ultraviolet matahari dengan penambahan react gen dan hidrogen peroksida (H2O2).

Ke depan, Lieke berharap dapat meneliti energi alternatif dari bahan limbah. ”Energi adalah masa depan, sesuatu yang selalu diperlukan. Tanpa energi, tidak ada air,” tuturnya. Jadi peluang untuk mengembangkan penelitian energi alternatif selalu terbuka.

Prof Ir Lieke Riadi PhD

  • Tempat Tanggal: Lahir Surabaya, 25 Februari 1962
  • Suami Ir Soeherman
  • Anak:

Ivan Kusuma Soeherman
Jimmy Kusuma Soeherman

bull; Pendidikan
– SD Sasana Bakti, Jagalan, Surabaya
– SMP Sasana Bakti, Surabaya
– SMA St Agnes, Surabaya
– Sarjana Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada, angkatan 1980
– S3, Chemical Engineering University of Sidney, Australia 1991-1994
– United Nation University Leadership Academy 1999
– Leadership Fellow for Environment Fellow 1997-1998

bull; Pekerjaan
– Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Surabaya sejak 1987
– Kepala Jurusan Teknik Kimia Ubaya 1988-1990
– Direktur Pusat Studi Lingkungan Ubaya 1996-1999
– Visiting professor University of Akron, Ohio 2001
– Visiting professor Nanyang University of Singapore 2006
– Dekan Fakultas Teknik Ubaya 2000-2003
– Wakil Rektor I Ubaya sejak 2003

Kompas: Senin, 15 November 2010