Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Surabaya Duta Muda Asean dewiana June 29, 2010

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Surabaya Duta Muda Asean

Tak mudah berpuas diri. Mungkin hal ini lah yang tepat untuk menggambarkan sosok Sherly Yuliana Molle, chairman Youth Leader ASEAN Community. Dara cantik FH dengan segudang prestasi ini memang mengaku sedang asyik-asyiknya terlibat dalam kegiatan di luar kampus di samping kuliahnya. ”Masa kuliah ini waktu yang sangat tepat untuk menggembleng diri. Waktu yang tepat untuk latihan, berbuat salah, dan masih dimaafkan,” tutur mahasiswi semester enam ini. Pernyataan tersebut terlontar jelas bukan tanpa alasan.

Baginya, masa belajar dari bangku TK sampai SMA sudah cukup memberinya waktu menimba ilmu. Sehingga, masa kuliah ini bisa dimaksimalkan untuk lebih banyak menguji kemampuan diri dalam lingkup lebih luas. Mahasiswi yang pernah menyandang gelar Putri Persahabatan dalam ajang pemilihan Putri Indonesia Jatim 2007 ini, sedang sibuk terlibat dalam rangkaian kegiatan terkait jabatan barunya sebagai ketua komunitas muda ASEAN. “Alhamdulilah, 11 Juni 2010 lalu saya terpilih dalam konferensi tingkat ASEAN di Jakarta,” terang Sherly. Prestasi luar biasa tersebut sukses direngkuhnya berkat berbagai proses yang sudah dijalaninya sejak kecil.

Dari kecil, Duta Muda ASEAN ini memang sudah memiliki kepedulian yang tinggi terkait isu-isu kemanusiaan Bahkan, Sherly sendiri menganggap bahwa motivasinya dalam ajang pemilihan Putri Indonesia terbilang ‘egois’. “Bayangin aja, kalo seandainya aku berdiri dan teriak-teriak galang dana di jalan, siapa yang peduli? Lain halnya kalau aku pake selempang Putri Indonesia,” pungkas dara cantik ini.

Ditanya tentang kunci kesuksesannya, Miss Campus 2008 ini menyatakan bahwa hal yang paling penting adalah motivasi untuk bisa selalu lebih baik Segala usahanya dimulai dari lingkup kecil sampai akhirnya saat ini bisa berkiprah di tingkat ASEAN. “Kalau kita bisa menghargai hal kecil, hal yang besar akan menunggu kita nantinya,” tukasnya bijak. Waktu dan tenaga yang lebih banyak dihabiskannya demi segudang kegiatan menjadi harga yang harus dibayarnya, kuliah pun sering terlewatkan. Namun, sebisa mungkin Sherly tetap mengejar kuliahnya. Alhasil, IPKnya pun tak pernah di bawah 3.

Pengalaman manis mau pun kurang menyenangkan juga sering mewarnai perjalanan hidupnya. Sikap meremehkan yang muncul dari pihak lain justru memacu dirinya untuk tampil lebih daripada yang lain. ”Banyak hal yang bisa diremehkan dari diri kita, yang jadi poin utama apa kita mampu menjadikan halangan jadi batu loncatan,”ungkapnya. Segala yang ada pada dirinya pun menjadi suatu modal yang tak pernah dikeluhkannya dalam meraih impiannya untuk terjun di lingkup lebih luas. “Life is dedication, give your best shot, and regret nothing!” pesannya. (meiWU)