Belajar teori melalui text book memang terkadang terasa membosankan.bagi para peserta didik, terutama jika sudah menyangkut pelajaran eksakta. Berbeda dari sebelumnya, saat ini materi pembelajaran dapat divisualisasikan melalui multimedia yang atraktif. Model pembelajaran yang sering disebut Information and Communication Technology (ICT) inilah yang menjadi topik “Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Berbasis Multimedia” bertempat di gedung perpustakaan lt. V, 24 April 2010 kemarin.
Acara yang mengundang guru-guru SMA di Surabaya dan sekitarnya itu dibuka oleh WR I, Prof.Ir.lieke Riadi,Ph.D. Pada sesi pembahasan tentang “Tantangan dan Solusi ICT dalam Pembelajaran”. Wanita berambut pendek itu menjelaskan ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan ICT untuk proses pembelajaran. Tiga aspek itu meliputi content and method, proses dan pengelolaan, serta kemampuan untuk diakses sekaligus jangkauan.
Dalam hal Content and Method, ICT yang digunakan harus bersifat personal, konstruktif, interactive, dan inclusive. Personal artinya pembelajaran dapat diakses dengan mudah setiap saat. dan dapat dibuat melalui beragam cara, misal melalui materi dan latihan soal. Konstruktif bicara soal pembelajaran yang bertujuan memperoleh kemampuan teknologi. Interactive dan Inclusive artinya pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin dan melibatkan banyak hal. “Jangan sampai membuat siswa bosan, misal dengan cara membuat animasi untuk tampilan di web materi,” jelas Lieke.
Untuk proses dan pengelolaan ICT, para pendidik juga harus membuka mata tantang teknologi. ”Dengan menguasai teknologi, seseorang dapat menaikkan self confidence-nya,” ujar mantan dekan FT tersebut. Selain pemanfaatan, maintenance terhadap ICT juga tidak kalah penting. “Jangan sampai sistem yang dibuat kebobolan dan kecepatan aksesnya sangat lambat,” lanjutnya. Terakhir, wanita yang juga banyak berkecimpung di dunia lingkungan itu menjelaskan tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan ICT system. Sebab, penggunaan sistem jaringan komputer itu dapat disalahgunakan untuk hal-hal negatif dan proses pembuatan ICT memakan waktu lama dan biaya yang tinggi. Namun, ICT mempunyai banyak manfaat, seperti mempunyai aksesbilitas dan cakupan yang luar biasa untuk melawan hambatan waktu, ruang, dan batas wilayah.
Setelah sesi pertama digelar, para peserta menuju ke Puskomed untuk praktik langsung mengenai sistem pembelajaran multimedia secara spesifik untuk bidang fisika dan matematika. Restu Kartikowidi, MSi.,Phd, selaku ketua panitia acara tersebut mengungkapkan bahwa semiloka ini bertujuan supaya siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran eksakta yang sering dianggap momok.
“Pelajaran eksakta juga bersifat abstrak, jadi kesannya menakutkan. Diharapkan dengan visualisasi melalui multimedia ini dapat menjadi jembatan supaya peserta didik dapat memahami materi dengan gampang,” tutur kepala Depatermen MIPA, Ubaya tersebut. Ke depannya, dosen kimia ini berharap alternatif pembelajaran multimedia dapat memberikan sumbangsih pembelajaran, baik di PT maupun di SMA. Tanggapan para peserta juga positif terhadap acara ini. “Acaranya bagus sekali, banyak manfaatnya. Bahasa yang digunakan pembicara mudah dipahami dan dapat menjadi motivator untuk meningkatkan pengetahuan para guru,” tutur suster Valleria S.sp.S, kepala sekolah SMA St. Agnes Surabaya. (mry/WU)