FBE Ubaya Masuk Asosiasi Sekolah Bisnis Dunia fadjar November 24, 2009

FBE Ubaya Masuk Asosiasi Sekolah Bisnis Dunia

SURABAYA – Internasionalisasi perguruan tinggi belakangan menjadi salah satu program serius sejumlah kampus di metropolis. Mereka saling berkompetisi menjadikan kampusnya berkelas dunia. Universitas Surabaya (Ubaya), misalnya. Melalui Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE), kini kampus itu masuk menjadi anggota asosiasi sekolah bisnis dunia (The Association to Advance Collegiate Schools of Business).

Dekan FBE Ubaya Sujoko Effendi PhD menjelaskan, untuk menyelenggarakan pendidikan internasional itu, salah satunya mengubah nama fakultas. Sebelumnya, namanya fakultas ekonomi (FE). Perubahan nama tersebut berlangsung sejak 24 Agustus lalu. Namun, launching-nya baru dilakukan hari ini (24/11).

‘Perubahan nama itu sebagai upaya mendukung strategi internasionalisasi pendidikan di Ubaya,’ kata Sujoko saat ditemui Jawa Pos kemarin (23/11).

Apalagi, lanjut dia, saat ini cukup banyak mahasiswa dari negara lain yang belajar menimba ilmu di FBE Ubaya. Setiap tahun ada 20 mahasiswa asing. Mulai dari Turki, Jerman, hingga Korea. ‘Masuknya mahasiswa-mahasiswa asing di FBE itu dimulai sejak 2000,’ ujar Sujoko.

Karena itu, penyelenggaraan pendidikan internasional sangat penting. Hal tersebut dimulai FBE dengan membuka program dual degree untuk jurusan international business networking (IBN) pada 2008 dan membuka program dual degree pada jurusan professional accounting (PA) tahun ini. Selain itu, FBE menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi internasional. Misalnya, California State University, Woosong University South Korea, Rotterdam Business School, The Netherlands, dan beberapa perguruan luar negeri lain.

Sujoko menjelaskan, istilah FE di Indonesia masih meliputi berbagai bidang dalam ekonomi, seperti ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi. Padahal, standar nama internasional untuk FE terbatas pada ilmu ekonomi saja atau yang dikenal dengan ekonomika. Artinya, belum termasuk ilmu manajemen dan akuntansi. Keduanya masuk bidang bisnis. ”Maka, perubahan nama FBE itu bisa meliputi berbagai bidang tersebut. Itu juga penting untuk memperluas network dengan berbagai sekolah bisnis dunia,’ tambahnya.

Dia menyatakan, dengan masuk asosiasi sekolah bisnis dunia, konsekuensinya FBE harus menyesuaikan standar pendidikan dengan organisasi tersebut. Mulai kurikulum, sistem pembelajaran, hingga standar pendidikan internasional lainnya. Dengan demikian, para mahasiswa terbiasa bersaing, berinteraksi, dan bekerja sama dengan pihak asing.

”Ketika mereka lulus dari perguruan tinggi, mereka sudah siap dengan bekal pendidikan internasional itu,” tegas Sujoko. (lum/hud)

dikutip dari Jawapos 24 Nopember 2009

Biasakan Persaingan sejak Kuliah

Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Surabaya (Ubaya) Sujoko Eferin menuturkan, persaingan dan kerjasama dengan orang asing sudah lazim di dunia kerja. Jika tidak ada pembiasaan, para mahasiswa akan tergagap-gagap. ‘Kemampuan boleh jadi sama atau lebih baik, tetapi kadang sebagian orang Indonesia tergagap-gagap secara kultural saat bersaing dengan orang asing,’ kata Sujoko disela peresmian FBE Ubaya, Selasa (24/11).

Rektor Ubaya Wibisono Hardjopranoto menjelaskan, setidaknya ada dua alasan perubahan nama fakultas. Pertama, memfokuskan pembelajaran. Kedua, menyesuaikan dengan standar internasional. ‘Secara garis besar ilmu ekonomi ada makro atau negara dan mikro atau ekonomi perusahaan. Ekonomi perusahaan lazim juga disebut bisnis. Ubaya fokus ke mikro dan kami mengubah nama agar sesuai dengan standar,’ ucapnya.

Metode pembelajaran juga diubah sesuai dengan standar Asosiasi Sekolah Tinggi Bisnis Dunia. Dua tahun pertama pembelajaran didominasi teori (RAZ).

dikutip dari Kompas 25 Nopember 2009