Seni Kerawitan dibalik Besarnya Universitas Surabaya fadjar October 22, 2009

Seni Kerawitan dibalik Besarnya Universitas Surabaya

Beragam budaya dimiliki Indonesia. Zaman sekarang ini, tak hanya alat musik modern yang berkembang di Indonesia saja tetapi juga alat musik tradisional, salah satunya gamelan. Gamelan merupakan salah satu budaya Indonesia di bidang alat musik. Ubaya turut mensosialisasikan budaya Indonesia yang sudah ada sejak dulu ini. Tekad Ubaya ini telah diakui pemerintah. Buktinya, kemarin 17 Oktober 2009 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa timur mengadakan Surabaya Full Music 2009 di City of Tomorrow (Cito) dan Ubaya termasuk salah satu undangannya.

Ratusan pengunjung ramai memenuhi area perhelatan Surabaya Full Music 2009. Alunan musik terdengar lirih berkumandang di telinga. Parade musik gamelan ternyata sudah dimulai sejak pk 10.00 WIB. Sorak sorai penonton turut menemani penampilan 17 kelompok gamelan. Salah satu pesertanya yakni Karawitan Keluwih Laras Ubaya. Universitas berlambang daun keluwih dipimpin oleh Riyadi SE, Adpelkam.

Existensi kelompok ini telah teruji. Kelompok yang terbentuk ketika Anton Priyatno menjabat sebagai rektor Ubaya ini pernah rekaman di Radio Republik Indonesia Surabaya tahun 2005 dan 2006. Tiga tahun telah berlalu, dan di 2008 ini turut meramaikan pentas seni di gedung kesenian cak Durasim genteng kali surabaya kelompok ini tetap berdiri dan berkembang. Sebanyak sebelas orang menjadi personil tetap kelompok yang dilatih Luwar, S.Sn., M.Sn ini. Mereka adalah Ir Yuwono, Budi Pratiknyo MT, A Royan, Susanto HS, Misdi, Jumadi SH, Suyanto, Triseno, Januarto, , dan Eni Spd.

Musik rock, punk, dan metal lebih terkenal di kalangan anak muda. Namun para seniman yang mengabdi pada Ubaya ini tetap gigih mensosialisasikan gamelan, terutama di kalangan Ubaya. “Gamelan merupakan kekayaan asli Indonesia dan patut dipertahankan,” tutup pria berkacamata itu. (rin) WU