Seminar dan Diskusi Terfokus Mengatasi Budaya Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Indonesia fadjar March 20, 2009

Seminar dan Diskusi Terfokus Mengatasi Budaya Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Indonesia

Kekerasan di dunia pendidikan hingga kini terus saja terjadi. Hal itu disebabkan lemahnya penegakan hukum serta masih kuatnya budaya kekerasan yang diterapkan di Indonesia khususnya dunia pendidikan. Kesimpulan itu mencuat dalam Seminar dan Seminar dan Diskusi Terfokus Mengatasi Budaya Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Indonesia pada 17 Maret lalu di perpustakaan lt 5, kampus Ubaya Tenggilis.

Dibuka oleh Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS, rektor Ubaya, seminar ini dihadiri ratusan peserta baik dari internal maupun eksternal kampus. Digagas oleh Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) dengan Forum Mahasiswa Kajian dan Kerja Hukum (FMK2H), kegiatan ini mengundang para praktisi ahli antara lain , Prof Dr H Edy Suandi Hamid M Ec selaku Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Romo Wahana Wegig SJ dan Drs Inu Kencana Syafiie M Si, mantan dosen IPDN.

Dimoderatori oleh Yoan Nursanti Simanjuntak SH M Hum, satu persatu pembicara menguak dan memberikan solusi mengatasi budaya kekerasan pendidikan yang ada di negeri ini. Contohnya Inu Kencana Syafiie, dengan style khasnya, ia memaparkan kekerasan yang terjadi di IPDN. ‘Ancaman pembunuhan itu saya alami saat melaporkan kasus seks bebas IPDN, narkoba IPDN, dan pembunuhan praja IPDN,’ ujarnya.

Di depan puluhan peserta seminar , penulis buku IPDN Undercover itu menjelaskan dirinya sudah 18 tahun membongkar ‘kekerasan’ di IPDN.
Senada dengan itu, Prof Dr H Edy Suandi Hamid M Ec selaku pembicara lain menyatakan kekerasan dalam dunia pendidikan akan melahirkan generasi bermasalah.
Menurut Prof Edy, seharusnya ada punishment dalam tiap kasus kekerasan yang terjadi dalam pendidikan baik psikis maupun fisik. ”Hal ini perlu ketegasan pihak akademisi di lingkungan, terkait budaya merusak bangsa tersebut,” tambahnya.

Peserta pun kebagian jatah bertanya kepada pembicara, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi terfokus. Dibagi menjadi dua bagian yaitu diskusi internal Ubaya, serta eksternal untuk peserta dari luar kota semakin mewarnai kegiatan ini .(tha,cuy)