Di usianya yang tak muda lagi, upaya aktualisasi diri demi kemajuan terus bergulir. Kini saatnya pembuktian. Tiap lembar kertas putih memuat keringat serta kerja keras selama 40 tahun. Kumpulan lembaran itu dirangkai oleh Nanang Krisdinanto menjadi sebuah karya bertajuk ”Merentas Jalan Internasional”. Kado istimewa ini, Ubaya apresiasikan kepada masyarakat pendidikan serta stakeholder sebagai bukti nyata napak tilas membangun dunia pendidikan.
Buku teranyar ini di-launching Sabtu, 17 Januari 2009 di Le Ballroom Laguna Square, Pakuwon City. Lewat sebuah buku, Prof. Wibisono, sang rektor mengajak seluruh sivitas akademi bersama-sama menggapai masa depan cerah. Seri Dies Natalis ke-40 ini hadir mengikuti jejak pendahulunya yaitu seri Dies Natalis ke-30.
Mulut boleh bersua tetapi buku yang berbicara. Ia menjadi bukti konkrit dokumentasi prestasi, kinerja, sekaligus inventarisasi apa yang telah dicapai Ubaya. Selain itu, persiapan serta sikap dan tindak lanjut menghadapi tantangan global. Pada peluncurannya, tampak hadir Rhenald Kasali PhD (Ketua Program Pascasarjana UI), Jeffrey M Core (Vice Consul Consulate General of the USA), dan Dahlan Iskan (CEO Jawa Pos Group). Ketiganya bertindak sebagai panelis diskusi buku tersebut.
Diawali pemaparan oleh Jeffrey tentang resiko dan manfaat yang harus diketahui guna menatap internasionalisasi. ”Ubaya punya bibit meraih worldclass, lewat staf pengajar yang muda dan berdedikasi tinggi,” paparnya. Selanjutnya, Dahlan Iskan menambahkan bahwa modal akal sehat harus dibentuk universitas agar menghasilkan social capital di lapisan masyarakat.
We learn to future, sebuah kalimat yang cocok melukiskan internasionalisasi ini mengalir mulus dari Rhenald Kasali. Kehidupan dunia pendidikan penuh tantangan dan lika-liku. ”Melalui buku ini Ubaya membuktikan diri bahwa sekarang ia sedang berjalan menuju perubahan,” urainya. Berakhirnya diskusi berakhir pula launching, namun menjadi awal perubahan Ubaya menuju Internasional. (cuy/wu)
