Tim bridge junior binaan Universitas Surabaya (Ubaya) meraih gelar juara Piala Pahlawan XXII. Pada pertandingan yang berakhir Minggu (16/11) di BG Junction, Surabaya, tim yang beranggota Bambang Onggani, Fikri Masloman, Juan, Irwan W., Jeremia, dan Fajar Baskoro itu berhasil mengumpulkan EMP tertinggi.
Sedangkan posisi runner-up ditempati tim binaan Universitas Gunadarma, Jakarta. Tempat ketiga diduduki tim asal Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
‘Kalau tim asal Jatim berhasil jadi juara, itu tentu membanggakan sekali dan memberikan harapan akan munculnya atlet-atlet bridge andalan provinsi ini di masa depan,’ ungkap Ketua Harian Pengprov Gabsi Jatim Soedarno kemarin (17/11). ‘Tapi, kami lebih bangga karena peserta junior cukup banyak, yakni 13 tim. Itu berarti regenerasi bridge di Indonesia cukup bagus,’ lanjutnya.
Selain juara sektor junior, pemain Ubaya berhasil meraih perak di kategori pasangan lewat Wira Tedja dan Lucky. Yang lebih membanggakan, mereka masih berstatus atlet junior. Mereka mampu menyingkirkan pasangan lain yang merupakan anggota pelatnas, yakni Santje Panelewen-Franky Karwur (Jateng) dan Vera Damayanti-Riantini (Jateng), masing-masing bercokol di peringkat keempat dan kelima.
Sayang, kejayaan di level junior tidak berlanjut di senior. Tim asal Jatim hanya mampu meraih posisi runner-up di bagian senior. Perbankan yang merupakan tim bridge terbaik di provinsi ini kalah dalam pengumpulan poin akhir dari FTBC 77 (DKI Jakarta). FTBC 77 akhirnya menjadi juara.
‘Sebenarnya, itu wajar karena FTBC diperkuat tiga anggota timnas. Mereka merupakan unggulan pertama di sini,’ terang Soedarno. Memang, tim asal ibu kota tersebut bermateri pemain nasional Jemmy Bojoh, Leslie Gontha, dan Giovani Watulingas.
Kejuaraan yang diikuti 36 tim dari seluruh Indonesia tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan pada 10 November lalu. Sebelum kejuaraan, rangkaian acara diawali dengan seminar olahraga yang menghadirkan juara dunia bridge Denny Sacul dan Ketua Umum KONI Jatim Imam Utomo pada Jumat (14/11). (na/ko)
dikutip dari harian Jawapos, 18 Nopember 2008
