Mahasiswa Psikologi Ubaya Teliti Prestasi Atlet untuk Skripsi fathulhusnan October 10, 2008

Mahasiswa Psikologi Ubaya Teliti Prestasi Atlet untuk Skripsi

Berawal dari hobinya menggeluti olahraga bridge, Vincentius Wimpie AS membuat karya ilmiah untuk tugas akhirnya di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya). Dia meneliti korelasi antara intelegensi dan daya juang seorang atlet catur dan bridge berprestasi.

Wimpie mengaku, awalnya tak terpikir untuk meneliti korelasi kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ) dan daya juang seseorang atau adversity quotient (AQ) dengan prestasi seorang atlet. Namun, karena dia ingin mengetahui faktor apa yang membuat seorang atlet berprestasi, mahasiswa angkatan 2001 itu akhirnya meneliti tentang korelasi IQ dan AQ dengan prestasi atlet. Asumsi Wimpie, ketika intelegensi dan daya juang atlet tinggi, maka prestasinya akan tinggi juga.

Untuk penelitian tersebut, Wimpie memilih atlet-atlet junior bridge Surabaya. Menurut dia, meski junior prestasi mereka sangat bagus. Banyak prestasi yang dihasilkan atlet-atlet junior dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Menurut Wimpie, terdapat dua faktor internal dan eksternal yang memengaruhi seorang atlet. Faktor internal meliputi psikologis dan fisik. Sedangkan eksternal menyangkut fisik dan lingkungan. Wimpie lebih memfokuskan pada faktor psikologis atlet.

Dalam penelitian, Wimpie menggunakan 19 atlet Gabungan Bridge Surabaya (GBS) yang mengikuti program pelatihan. Alat tes yang digunakan untuk pengambilan data IQ menggunakan intelligence structure test (IST). Sedangkan pengambilan data AQ menggunakan adversity respons profile (ARP).

Dari hasil analisis didapatkan bahwa ternyata tidak terdapat korelasi secara langsung antara IQ dan AQ dengan prestasi. Namun, Wimpie menemukan hasil lain. Dari 19 atlet, sebanyak 26,3 persen nilainya pada posisi rata-rata. Sedangkan sisanya di atas rata-rata. ”Tidak ada yang di bawah rata-rata,” kata mahasiswa yang mendapat nilai AB untuk skripsinya itu.

Wimpie yang pernah juga juara II kejurnas bridge pada 2005 tingkat junior dan tingkat mahasiswa itu mengaku, penelitiannya mendapat respons baik GBS. ”Penelitian saya mungkin akan digunakan untuk menyeleksi atlet bridge,” tuturnya. (alb/ari)

Dikutip dari Jawapos, 28 September 2008