Tim Ubaya Menjadi Salah Satu Finalis Kompetisi Menjual Surabaya fathulhusnan June 27, 2008

Tim Ubaya Menjadi Salah Satu Finalis Kompetisi Menjual Surabaya

IDE-ide baru tercetus dari para mahasiswa se-Surabaya ketika mengikuti kompetisi mempromosikan Surabaya yang diselenggarakan MarkPlus Inc, Surabaya Tourism Promotion Board (STPB), dan pemkot. Kompetisi itu bertajuk Sparkling Surabaya Award, ”Place Marketing: Attracting Tourists to Surabaya” Student Marketing Strategy Competition 2008. Itu merupakan rangkaian kegiatan MarkPlus Festival, 10 Juli.

Kemarin adalah babak final. Ada enam finalis yang harus mempresentasikan paper mereka. Yaitu, dua tim dari Universitas Airlangga (Unair), Institut Bisnis Manajemen Terapan (IBMT), Universitas Ciputra, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Surabaya (Ubaya).

Mereka dinilai oleh Dr Sonny Nursutan Hotama SE MM (ketua IMA Jawa Timur), Drs Suhartoyo (kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya), Drs Yusak Anshori (direktur eksekutif STPB), Azrul Ananda (wakil direktur Jawa Pos), Dito (Hard Rock FM), Agus Giri Santoso (MarkPlus Inc), dan Suwito Sumargo (member council of MarkPlus Club). Chairman and CEO MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya dan wakil wali Kota Surabaya menjadi dewan juri kehormatan.

Yusak Anshori menyatakan, ada lima kriteria penilaian kompetisi itu. Yakni, orisinalitas ide, metodologi penelitian, program-program unggulan, nilai aplikatif program, dan data-data. Menurut dia, persaingan cukup ketat. Tapi, ada dua tim yang dianggap paling menonjol oleh dewan juri. ”Tapi, kami belum bisa mengumumkan pemenangnya. Namun, secara umum ide-ide mereka cukup bagus,” ungkapnya.

Bahkan, kata Yusak, ada tim yang presentasinya lebih bagus daripada tulisannya. ”Ide yang bermunculan bisa menjadi referensi STPB dan pemkot untuk mereplikasinya,” jelasnya.

Kemarin, Wawali Arif Afandi menyerahkan sertifikat tanda penghargaan kepada seluruh peserta. Sementara itu, Hermawan Kartajaya menyatakan bahwa kompetisi tersebut punya tiga tujuan. Pertama, memberikan masukan kreatif bagi pengembangan pariwisata Surabaya. Kedua, meningkatkan peran intelektual generasi muda Surabaya di bidang pemasaran. Terakhir, melibatkan peran serta kalangan kampus dalam pengembangan kota.

Hermawan yakin, Surabaya memiliki banyak potensi. Sebagai kiblat Indonesia Timur, Surabaya harus melakukan pembenahan-pembenahan agar tidak tertinggal oleh kota-kota besar lain. Contohnya, Makassar yang saat ini sedang menyiapkan pelabuhan baru. ”Tapi, saya optimistis Surabaya tetap jadi hak Indonesia Timur,” tegasnya. (kit/dos)

dikutip dari Jawapos, Jumat 27 Juni 2008