79 Persen Orang Belanja Pakai THR: Bagaimana Cara Mengelolanya dengan Bijak? laurentiusivan April 10, 2025

79 Persen Orang Belanja Pakai THR: Bagaimana Cara Mengelolanya dengan Bijak?

JawaPos.com – Menjelang Hari Raya, Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi salah satu hal yang paling dinantikan oleh para pekerja. Selain sebagai tradisi, THR juga merupakan bentuk apresiasi perusahaan terhadap karyawan dalam bentuk dukungan finansial. Menurut survei YouGov Indonesia 2025, sebanyak 79 persen masyarakat Indonesia menggunakan THR mereka untuk berbelanja pakaian serta membeli makanan dan minuman.

Namun, agar THR tidak habis dalam sekejap dan dapat dimanfaatkan secara optimal, perencanaan keuangan yang baik sangat diperlukan. Liliana Inggrit Wijaya, Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya), merekomendasikan metode “amplop prioritas” sebagai cara efektif untuk mengatur keuangan.

“Metode ini tidak harus berbentuk amplop fisik, tetapi bisa juga menggunakan dompet digital atau tabel. Yang terpenting adalah membagi dana berdasarkan kebutuhan utama hingga keinginan, serta menyusunnya sesuai dengan skala prioritas,” jelas Liliana.

Selain itu, Liliana juga memperkenalkan metode 4321 untuk mengelola THR secara bijak. Ia menjelaskan bahwa 40 persen dari THR sebaiknya dialokasikan untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan dan bahan pangan. Selanjutnya, 30 persen dapat digunakan untuk membayar hutang produktif, seperti cicilan rumah atau modal usaha guna meningkatkan kapasitas diri.

“Kebutuhan setiap orang memang berbeda, tetapi prinsipnya tetap sama: prioritaskan yang benar-benar penting dan tidak bisa ditunda,” terangnya.

Adapun 20 persen dari THR dianjurkan untuk dialokasikan ke dalam investasi, seperti emas batangan atau instrumen keuangan lainnya yang dapat memberikan manfaat jangka panjang. Sementara itu, 10 persen sisanya dapat digunakan untuk keperluan pribadi sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri atau self-reward.

Lebih lanjut, Liliana mengingatkan pentingnya menghindari perilaku konsumtif berlebihan yang dikenal dengan istilah doom spending. Fenomena ini merujuk pada kebiasaan belanja impulsif yang bisa berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dalam jangka panjang.

“Sering kali euforia menerima THR membuat seseorang lupa mengelola keuangannya dengan bijak. Padahal, bukan besar kecilnya pendapatan yang menentukan kestabilan finansial, melainkan bagaimana cara mengaturnya,” ujar Liliana.

Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya investasi. “Uang memiliki kekuatan dan efek berlipat ganda jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, jangan lupakan investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang matang,” tuturnya.

Dengan perencanaan keuangan yang cerdas dan disiplin dalam mengelola THR, setiap orang dapat merasakan manfaat jangka panjang dan terhindar dari kebiasaan belanja impulsif yang merugikan.

Sumber: JawaPos.com