Kasus Bayi Dicekoki Obat Deksametason dan Pronicy di Surabaya, Ini Kata Pakar Farmasi Ubaya laurentiusivan October 15, 2024

Kasus Bayi Dicekoki Obat Deksametason dan Pronicy di Surabaya, Ini Kata Pakar Farmasi Ubaya

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Kasus pemberian Deksametason dan Cyproheptadine dalam jangka waktu panjang pada bayi sejak usia 1 tahun oleh pengasuhnya di Surabaya telah memberikan dampak kesehatan yang serius bagi bayi tersebut.

Dosen Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), Steven Victoria Halim SFarm MFarm Apt menjelaskan kedua jenis tersebut tergolong obat keras yang pemakaiannya harus berdasarkan resep dokter. Sehingga pemakaian pada bayi dengan jangka waktu hingga satu tahun pastinya memberikan efek samping serius “Konsultasi dengan dokter perlu segera dilakukan untuk mengatasi gejala yang sudah muncul,”ungkapnya, Senin (14/10/2024).

Dijelaskannya, Deksametason merupakan obat golongan kortikosteroid, secara umum obat ini digunakan untuk mengatasi peradangan akibat infeksi seperti meningitis bakteri, penyakit autoimune rheumathoid arthritis, serangan asma, dan dapat digunakan sebagai penunjang untuk mengatasi mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi.

Sementara Cyproheptadine merupakan obat golongan antihistamin generasi pertama yang banyak digunakan untuk mengatasi reaksi alergi. “Selain itu, obat ini memiliki indikasi diluar label (offlabel) untuk meningkatkan nafsu makan pada anak walaupun data yang tersedia masih terbatas,”ungkapnya.

Kedua jenis obat tersebut memiliki efek jika digunakan dalam jangka waktu panjang. Dalam hal ini, untuk deksametason jika penggunaannya lebih dari 14 hari dapat menyebabkan penekanan sistem imunitas tubuh, mengganggu pertumbuhan pada anak-anak, meningkatkan gula darah dan tekanan darah, menyebabkan gangguan tulang (osteoporosis) dan gangguan pencernaan (gastritis, perdarahan saluran cerna).

Bahkan hingga hambatan untuk pengeluaran cairan dari dalam tubuh sehingga terjadi pembengkakan pada wajah (moon face). Sementara untuk Cyproheptadine, karena obat ini juga dapat berikatan dengan salah satu reseptor di dalam tubuh yang disebut sebagai antikolinergik, efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat ini adalah mulut kering, mata kabur, konstipasi dan lainnya.

“Besarnya efek atau dampak klinis penyalahgunaan kedua obat tersebut di atas ditentukan oleh dosis yang digunakan dan interval penggunaan, serta durasi penggunaan obat tersebut,” ujarnya. Untuk lepas dan pulih dari pemakaian jangka panjang dua obat ini, harus segera menghentikan penggunaan kedua obat ini.

“Untuk dexametasone, penghentian obat untuk mengatasi efek samping setelah penggunaan jangka panjang umumnya membutuhkan pendekatan dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering down) dengan pengawasan tenaga kesehatan,”lanjutnya. Tappering down dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya efek yang tidak dikehendaki akibat penghentian obat secara mendadak (withdrawal effect).

 

Sumber : jatim.tribunnews.com