Cerita Rakyat Jadi Materi Disertasi Guguh Sujatmiko laurentiusivan August 2, 2024

Cerita Rakyat Jadi Materi Disertasi Guguh Sujatmiko

Bikin Board Game agar Cerita Panji Tak Musnah

Makin hilangnya cerita rakyat di kalangan generasi muda meresahkan dosen Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya) Guguh Sujatmiko. Dia pun berupaya melestarikannya dengan membuat board game.

NADIA ANNASTASIA NINGRUM

Guguh Sujatmiko mengangkat cerita Panji, cerita rakyat asal Jawa Timur, sebagai tema board game-nya. Bahkan, inovasi tersebut menjadi materi disertasinya. Dia membutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan board game berjudul Kridha Wira Satya itu. “Artinya, bermain dengan sepenuh hati serta penuh kejujuran dan kesetiaan,” jelasnya. Dia berharap para pemain yang memerankan karakter tokoh cerita Panji itu bisa memahami perasaan para tokoh.

Bagi pria 40 tahun tersebut, hal yang sulit dalam membuat board game itu adalah mengimplementasikan alur cerita yang disesuaikan dengan permainan. Pada permainan tersebut, dia menekankan beberapa poin. Yaitu, pertemuan, perpisahakan, pengembaraan, penyamaran, dan pertemuan kembali dengan kebahagiaan. “Pertemuan pertama ini ketika game baru dimulai. Para pemain mencoba menentukan karakter tokoh dari kartu yang mereka dapat,” tuturnya.

Menurut Guguh, akan sulit dipahami ketika permainan tersebut dimainkan untuk kali pertama. Baru kali kedua, pemain akan paham. Bahkan, akan ketagihan saat bermain untuk kali ketiga. “Ada kesan addict ketika sudah memainkannya,” lanjutnya.

Hal tersebut terbukti saat uji coba melalui forum group discussion (FGD), yang bahkan sudah dimainkan hampir 100 kali oleh masyarakat Bali. Sebab, Guguh menempuh S-3 di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. “Selain dicocokkan dengan teori mekanik game, ada juga nilai estetikanya dari board game ini,” imbuhnya.

Nilai estetika yang dimaksud adalah Ayu Luhuring Esti. Itu adalah tingkatan tertinggi dari estetika. Yakni, bisa merendah dengan membiarkan semua orang menang tanpa ada rasa dendam. “Untuk mencapai itu harus melalui Krida Wicara Ayu, yaitu metode reka cipta cerita Panji,” terang Guguh.

Adanya miniatur tokoh cerita Panji itu juga untuk menunjukkan karakter yang dimainkan oleh pemain ketika sudah membuka identitas. “Jadi awalnya, masing-masing pemain tidak ada yang tahu siapa menjadi siapa,” ucapnya.

Saat bermain, para pemain akan menentukan karakter yang mereka pilih berdasar kartu yang mereka punya. Untuk menghindari kesamaan pemilihan karakter, salah seorang pemain akan mengeluarkan identitas rahasianya dengan meletakkan miniatur karakter tersebut. “Jadi, strategi mereka akan mudah terbaca,” ujarnya.

Pada permainan itu, masing-masing tokoh secara tidak langsung bekerja sama. Misalnya, Panji yang bekerja sama dengan Dewi Sekartaji, sedangkan Buto bekerja sama dengan Galuh Candrakirana. “Tapi, mereka tidak boleh saling terang-terangan berdiskusi, harus membaca situasi sendiri,” ujarnya.

Dikemas dalam bentuk board game itu, Guguh berharap cerita Panji bisa terus tersampaikan dari generasi ke generasi. Tanpa harus mendengar cerita dari mulut ke mulut, tetapi merasakan sensasi memerankan karakter tersebut. “Jadi, feel ceritanya bisa lebih ngena,” pungkasnya. (*/c6/ai)

Sumber : Jawa Pos